Ada Gap Pendanaan Infrastruktur Air, Program Ini Jadi Solusi

Jakarta, CNBC Indonesia - Staf Ahli Khusus Menteri PUPR, Bidang Sumber Daya Air, Firdaus Ali mengungkapkan masih ada gap pendanaan pada pembangunan infrastruktur dan akses air bersih. Untuk itu, pemerintah Indonesia berupaya meminimalisir gap keuangan untuk ketersediaan pendanaan untuk bisa menyelesaikan masalah air.
"Penyediaan air bersih penanganan banjir dan sebagainya melalui pendanaan Global Water Fund, mungkin bagi teman-teman di bidang pembiayaan ini sesuatu yang baru. Tapi inisiatif ini harus kita dorong dan ini merupakan komitmen kita bersama untuk bisa menyelesaikan masalah air," ujarnya.
Firdaus menegaskan penting untuk meyakinkan semua stakeholder GWF dibutuhkan untuk kepentingan regional dan global. Apalagi masih ada ketimpangan infrastruktur di berbagai negara.
Dia mencontohkan Indonesia, hingga kini suplai bersih perpipaan baru mencapai 21%. Hal ini menandakan gap Indonesia untuk kelayakan air bersih masih cukup jauh. Firdaus mengatakan sulit untuk menjadi negara maju jika tidak memiliki ketahanan air.
"Jadi dalam 9 tahun terakhir kita bangun infrastruktur masif sekali tapi terkait water suplai kita masih jauh tertinggal, saya bisa katakan mungkin kita di bawah Nepal, Laos cakupan air perpipaan kita. Nah, ini salah satu upaya mengatasi gap yang ada dengan kemampuan pembiayaan dari pemerintah dengan kemudian mengundang Non APBN," jelasnya.
Firdaus mengatakan Kapasitas fiskal yang dimiliki pemerintah pusat dan daerah sangat terbatas, sementara targetnya cukup besar dengan pencapaian yang masih lambat. Meski demikian, dia optimistis keterlibatan swasta untuk bisa membantu pemerintah dalam hal layanan air bersih.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dukung WWF 2024, Workshop ke-4 Terkait Global Water Fund Siap Digelar
