
AS Berencana Serang Irak & Suriah, Personel Iran Ikut Jadi Target

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) berencana menyerang sasaran Irak dan Suriah sebagai respons terhadap pembunuhan tiga tentara AS oleh pesawat tak berawak di Yordania. Serangan ini juga akan menyasar personel dan fasilitas Iran di sana.
Rencana serangan AS ini, mengutip pejabat Amerika yang mengetahui masalah tersebut, dilaporkan oleh CBS News pada Kamis (1/2/2024). Disebutkan, cuaca akan menjadi faktor dalam penentuan waktu serangan balasan AS karena Washington lebih memilih jarak pandang yang baik untuk mencegah risiko mengenai warga sipil.
Sementara sumber lain menyampaikan kepada Reuters, AS menilai serangan pesawat tak berawak itu, yang juga melukai lebih dari 40 orang, adalah buatan Iran. Sumber mengatakan pasukan elit Garda Revolusi Iran menarik perwira seniornya keluar dari Suriah.
Insiden kematian tiga tentara AS merupakan kematian pertama AS dalam peningkatan kekerasan di Timur Tengah sejak perang Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023 lalu.
AS sendiri telah meningkatkan tekanan tidak langsung kepada Israel mengenai serangannya di Gaza.
Presiden AS Joe Biden mengeluarkan perintah eksekutif yang bertujuan untuk menghukum pemukim Yahudi yang menyerang warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dalam gelombang kekerasan yang dipicu oleh perang di Gaza.
Biden juga berada di bawah tekanan untuk menanggapi dengan tegas pembunuhan tentara AS, yang menurut Washington memiliki "jejak kaki" Kataib Hezbollah, milisi pro-Iran yang berbasis di negara tetangga Irak, tanpa memicu perang yang lebih luas dengan Iran.
Kelompok itu mengatakan pada Rabu, mereka menghentikan aksi militer terhadap pasukan AS untuk menghindari mempermalukan Baghdad.
Garda Revolusi Iran, yang telah kehilangan lebih dari setengah lusin anggotanya akibat serangan Israel sejak Desember, menarik perwira senior mereka keluar dari Suriah, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Para penasihat Iran membantu kelompok-kelompok bersenjata di Irak, di mana AS memiliki sekitar 2.500 tentara, dan di Suriah, yang memiliki 900 tentara.
Lebih jauh lagi, gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran, yang menguasai wilayah terpadat di Yaman, telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah dalam apa yang mereka katakan sebagai solidaritas terhadap Gaza, sehingga memicu serangan balasan dari AS dan Inggris.
Semalam, militer AS mengatakan mereka telah menyerang hingga 10 drone di Yaman yang sedang dipersiapkan untuk diluncurkan, sementara sebuah kapal Angkatan Laut AS menembak jatuh tiga drone buatan Iran dan sebuah rudal anti-kapal Houthi.
Komando Pusat AS juga menyebut dua rudal balistik anti-kapal yang ditembakkan dari daerah yang dikuasai Houthi di Yaman justru menghantam perairan dan bukan sasarannya, kapal barang M/V KOI milik Bermuda berbendera Liberia.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Irak Ingin Usir Tentara AS Gegara Rusuh, Pentagon Buka Suara