Thrifting Pasar Senen Ramai Lagi, Harga Baju Mulai Rp 10 Ribu

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Rabu, 31/01/2024 17:25 WIB
Foto: Pasar thrifting atau baju bekas kembali hidup meski pemerintah sudah resmi melarangnya di Pasar Senen, Jakarta. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar thrifting atau barang bekas ternyata masih marak terjadi meski pemerintah sudah resmi melarangnya. Yakni, melarang perdagangan barang impor bekas lewat Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 18/2021 tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di Pasar Senen, Jakarta, masih banyak pedagang yang menjual pakaian bekas mulai dari baju, celana bahkan hingga tas. Padahal, pasar ini telah berulang kali digerebek oleh pemerintah dalam rangka penertiban peredaran barang impor bekas di dalam negeri.

Para pedagang thrifting mengisi lapak mulai dari lantai 1, 2 hingga 3. Menyatu bersama penjual baju partai, pedagang thrifting dapat dengan bebas menjajakan pakaiannya. Mereka mengaku mendapatkan pakaian ini dari distributornya lagi.


"Dulu sempat meredup karena ramai-ramai viral kan, tapi sekarang udah normal lagi. Memang lebih ramai weekend (akhir pekan) , makanya yang langganan saya arahin datang weekday (hari kerja) aja biar nggak terlalu ramai," kata Robi di tokonya yang berada di lantai 2 Blok III Pasar Senen, Rabu (31/1/2024).

Meski melayani pembeli dengan partai besar, namun Ia juga menjual satuan dengan harga bervariasi. Banderol termurahnya ada pada jersey yang biasanya digunakan untuk olahraga.

"Paling murah Rp 10 ribu, ini yang sampah-sampahnya lah, udah paling murah segitu, kalau ambil banyak pun harganya gak bisa turun lagi," kata Robi.

Pedagang lain juga menjual barang thrifting dengan harga bervariasi. Misalnya Ahmad yang menjual celana seken dengan harga mulai dari Rp 35 ribu. Jika hendak membeli banyak dengan minimum 1 kodi, maka harganya bisa turun.

"Bisa jadi Rp 28-30 ribu tergantung kondisi celananya. Banyak pilihannya, ada Uniqlo atau merek-merejerseyk lain juga ada," kata Ahmad.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Analisa Dibalik Surplus Dagang 61 Bulan Beruntun, Pertanda Apa?