
Tanda "Kiamat" Makin Dekat di Eropa, Ini Bukti Barunya

Jakarta, CNBC Indonesia - Tanda "kiamat" makin dekat di Eropa. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengkonfirmasi bahwa benua Eropa mencatat suhu tertinggi 48,8 derajat Celcius.
Ini terjadi di 2021 lalu. Badan cuaca PBB itu pun memberi peringatan bahwa suhu ekstrem baru mungkin akan terus terjadi di Benua Biru tersebut.
"Panel ilmuwan atmosfer internasional memverifikasi suhu yang dicatat oleh stasiun cuaca otomatis di Syracuse di pulau Sicilia (Sisilia), Italia," kata WMO, seperti dikutip AFP, Selasa (30/1/2023).
Rekor panas terik di 2021 itu tercatat pada 11 Agustus. Di mana rekor baru, jauh melebihi puncak sebelumnya sebesar 48 derajat Celcius, yang tercatat pada 10 Juli 1977 di kota Athena dan Elefsina di Yunani.
"Sangat mungkin bahwa kondisi ekstrem yang lebih besar akan terjadi di seluruh Eropa di masa depan," kata Profesor Randall Cerveny, pelapor iklim dan cuaca ekstrem untuk WMO.
"Investigasi ini menunjukkan kecenderungan mengkhawatirkan yang terus mencatat rekor suhu tinggi di wilayah tertentu di dunia," tambahnya.
Perlu diketahui, tahun 2023, cuaca panas ekstrem juga sempat melanda Eropa. Salah satu negara yang mendapat dampak terparah adalah Italia.
Gelombang panas 2023 bahkan dinamai "Cerberus" oleh Badan Meteorologi Italia. Bahkan suhu panas tergambar seperti monster berkepala tiga yang ditampilkan dalam "Inferno" karya Dante.
Hal ini mendorong kekhawatiran. Terutama terhadap kesehatan masyarakat.
Diketahui Eropa mengalami musim panas terpanas yang pernah tercatat pada tahun 2022, yang menyebabkan hampir 62.000 kematian antara 30 Mei dan 4 September pada tahun tersebut. Di sebagian besar negara, angka kematian wanita lebih tinggi daripada pria.
Panas adalah salah satu bahaya alam paling mematikan. Sebab, ada lebih dari 61.000 orang tewas dalam gelombang panas musim panas yang membakar Eropa tahun 2022 lalu.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article "Neraka Bocor" di Negara Tetangga RI, Pemerintah Tutup Sekolah
