
Ramai Disebut-sebut, Anak Buah Luhut Bongkar Kelemahan Baterai LFP

Jakarta, CNBC Indonesia - Penggunaan komponen dalam baterai mobil listrik Tesla belakangan ini cukup ramai menjadi perbincangan publik. Hal tersebut menyusul pernyataan Co-Captain Timnas AMIN Thomas Lembong/Tom Lembong dalam sebuah podcast yang menyebut bahwa semua mobil Tesla yang dibuat di China tak lagi memakai nikel melainkan Lithium-Ferro-Phosphate (LFP).
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto menegaskan bahwa pernyataan Tom Lembong tidak benar. Sebab, mobil Tesla yang dibuat di China masih ada yang menggunakan baterai berbasis nikel.
Menurut Seto baterai berbasis LFP biasanya digunakan untuk mobil-mobil Tesla yang entry level atau murah misalnya seperti Tesla Model 3. Namun demikian, kelemahan dari baterai LFP ini kinerjanya bisa turun apabila berada di musim dingin.
"Kenapa karena memang harganya lebih murah tapi kalau kita lihat LFP ini kelemahannya adalah dalam suhu rendah itu performance nya dropnya cukup signifikan," kata Seto dalam acara Mining Zone, CNBC Indonesia, Kamis (25/1/2024).
Selain itu, dari informasi yang ia peroleh dari beberapa produsen baterai di Korea Selatan, orang-orang yang membeli mobil listrik dengan baterai berbasis LFP tidak berani membawanya ke Ski Resort yang bersalju.
"Kenapa di bawah suhu tertentu itu baterainya mati dan yang mungkin agak mengkhawatirkan juga adalah ketika di kondisi tertentu itu performancenya bisa turun," kata dia.
Seto menambahkan, kinerja baterai LFP setidaknya bisa anjlok hingga 60% di tempat yang mempunyai suhu cukup dingin.
"Seperti tadi spesifikasinya dia bisa 500 km ketika dalam suhu winter itu cuma 60% aja jadi tinggal 300 KM jadi itu juga kelemahan dari LFP selain yang tadi di suhu tertentu malah bisa mati sekalian baterainya," ujarnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Benarkah Tesla Gak Pakai Nikel? Ini Fakta Sesungguhnya
