Mobil Listrik Pakai Nikel Vs LFP, Ternyata Lebih Unggul Ini..

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
24 January 2024 09:20
FILE PHOTO: A worker holds iron ore at the Krakatau Bandar Samudra port, a subsidiary of PT Krakatau Steel Tbk in Cilegon, Indonesia's Banten province February 21, 2013. REUTERS/Beawiharta/File Photo
Foto: Bijih Besi (REUTERS/Beawiharta)

Jakarta, CNBC Indonesia - Isu komponen baterai mobil listrik (electric vehicle/EV) antara yang menggunakan nikel dengan Lithium-Ferro-Phosphate (LFP) saat ini tengah dibanding-bandingkan khususnya yang digunakan oleh salah satu kendaraan listrik asal Amerika Serikat (AS) yakni Tesla.

Isu ini muncul pada saat Co-Captain Timnas AMIN Thomas Lembong/Tom Lembong dalam sebuah Podcast menyebutkan bahwa semua mobil Tesla yang dibuat di China tak lagi memakai nikel melainkan LFP.

Pernyataan Tom Lembong itu lantas ditangkis oleh Cawapres RI nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, yang menyatakan bahwa Tom Lembong membohongi publik. Ia bilang, tidak semua mobil listrik menggunakan baterai jenis LFP, ada juga yang masih menggunakan nikel sebagai komponen utama baterai mobil listrik.

Lantas komponen baterai EV Nikel atau LFP yang lebih unggul?

Menjawab pertanyaan itu, Mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut beberapa keunggulan penggunaan nikel untuk mobil listrik, seperti baterai nikel berdensitas energi lebih tinggi. Hal ini berarti mobil listrik yang menggunakan baterai nikel dapat lebih tahan lama karena daya listriknya yang lebih tinggi.

"Nikel itu lebih energi dense. Bisa muat lebih banyak energi, lebih kecil, dan lebih ringan juga jadi mobil Tesla-nya bisa pergi lebih jauh sekali charge," kata Lutfi dalam unggahan video di akun TikTok pribadinya, dilansir Detikcom, dikutip Rabu (24/1/2024).

Keunggulan itulah, menurut Lutfi, yang menyebabkan penggunaan baterai nikel masih lebih besar dibandingkan dengan LFP. Berdasarkan data Badan Energi Internasional (IEA) mencatat penggunaan nikel tetap menjadi komponen baterai listrik terbesar dengan pangsa pasar sebesar 60%. Sedangkan penggunaan baterai LFP pada mobil listrik hanya sebesar 27% pada tahun 2022.

Di sisi lain, kinerja baterai LFP bisa menurun hingga 60% pada musim dingin. Bahkan, Lutfi menyebut baterai LFP dapat mati di bawah suhu -10 derajat. "Juga kinerja baterai LFP bisa menurun hingga 60% di cuaca dingin. Baterai LFP bisa mati di suhu di bawah minus 10 derajat bahkan," jelasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mobil Listrik Pakai Nikel Lebih Unggul Dibanding LFP, Ini Alasannya..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular