
Bingung Tom Lembong, LFP dan Tesla Disebut Gibran, Ini Konteksnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu yang jadi pembicaraan hangat saat debat calon wakil presiden (cawapres) adalah terkait penggunaan nikel dan Lithium Ferro Phospate (LFP). Ini juga akhirnya menyeret nama Tesla yang disebut masih menggunakan nikel.
Isu tersebut diutarakan cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka yang tengah bertanya pada Muhaimin Iskandar atau Cak Imin selaku selaku cawapres nomor urut terkait pemanfaatan nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik.
Bahkan nama Thomas Lembong, Co-captain TimNas AMIN, juga disebut berbohong soal Tesla tak lagi menggunakan nikel. Dia diketahui menggaungkan penggunaan baterai berbasis LFP untuk kendaraan listrik.
Gibran mengatakan Tesla masih menggunakan nikel. Tak sampai di situ, Gibran menyebut Cak Imin tak mengerti soal LFP padahal Tom terus membahas terkait hal tersebut.
"Ini agak aneh ya, yang sering ngomongin LFP itu apa timsesnya tapi cawapres gak paham LFP itu apa, kan aneh. Sering bicara LFP, LFP, Tesla gak pakai nikel ini kan kebohongan publik, mohon maaf Tesla itu pakai nikel pak," kara Gibran dalam debat cawapres yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (21/1/2024).
Lalu apa itu LFP yang disebut saat debat? Studi dari Universitas Sebelas Maret yang dipimpin Moch Khabibul Adi Rachmanto berjudul "Metode Sintesis Katoda LiFePO4 Baterai
Lithium-Ion" menyebutkan LFP atau litium besi fosfat (LiFePO 4) merupakan salah satu katoda yang banyak digunakan sebagai komponen baterai sekunder berbasis lithium-ion. Jenis ini juga memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Dalam studi itu disebutkan LiFePO 4 memiliki stabilitas material tidak beracun dan lebih murah. Selain itu juga memiliki stabilitas termal dan kimia yang tinggi, ekonomis, dan ramah lingkungan.
Terkait Tesla, Elon Musk selaku pemilik perusahaan sempat mengatakan khawatir terkait komoditas nikel. Ketersediaan bahan baku utama memproduksi baterai kendaraan listrik itu tak sesuai dengan permintaan.
Dalam pernyataan di akun X/Twitter beberapa tahun lalu, Musk pernah berpikir untuk mengganti bahan baku nikel. Yakni dengan mengubahnya ke katoda besi.
"Nikel adalah kekhawatiran utama kami untuk meningkatkan produksi baterai lithium-ion. Karena itu, kami mengubah (baterai) ke katoda besi. Banyak besi (dan lithium)!," tulisnya.
Pada 2021 lalu, Tesla mengumumkan mengalihkan penggunaan baterai nikel ke LFP pada beberapa jenis mobil standar dan dilakukan secara global. Pemasoknya di China adalah produsen terbesar dunia bernama Contemporary Amperex Technology Co atau CATL.
"Saat ini, baterai LFP digunakan di sebagian besar produk kendaraan standar kami, serta aplikasi penyimpanan energi komersial. Berkat motor hemat energi kami, Model 3 dengan baterai LFP masih dapat mencapai jangkauan EPA 267 mil," kata laporan kuartal pertama 2021 Tesla.
(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Debat Cawapres 2024: Gibran Terpopuler di Media Sosial
