Internasional

Apa itu Demo Rompi Kuning, Disinggung Gibran ke Mahfud di Debat?

sef, CNBC Indonesia
22 January 2024 09:40
Cawapres no 2 Gibran Rakabuming Raka. (CNBC Indonesia/Muhamad Sabki)
Foto: Cawapres no 2 Gibran Rakabuming Raka. (CNBC Indonesia/Muhamad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka panas dengan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD. Ini terjadi saat gibran menanyakan soal greenflation yang berujung pada gerakan rompi kuning.

Kala itu, Gibran diberi waktu untuk melontarkan pertanyaan ke Mahfud. "Bagaimana cara mengatasi greenflation? Terima kasih," ujarnya, Minggu.

Hal ini kemudian dijawab Mahfud sesuai definisi yang dijelaskan Gibran. Menurutnya hal tersebut berkaitan dengan ekonomi hijau yang menyanggut ekonomi sirkular.

"Orang Madura itu yang memunguti sampah-sampah, plastik-plastik, lalu diolah sehingga ekonomi sirkular itu jadi kesadaran masyarakat. Bagaimana mengatasi itu, ya diatur saja jatahnya. Di sini sudah ada kecenderungannya begini, kebijakannya begini," ucapnya.

Namun itu tak memuaskan Gibran. Ia lalu menyerang Mahfud dengan menyebut "mencari-cari jawabannya".

Hal ini kemudian dibalas lagi oleh Gibran dengan membeberkan bahwa bagaimana greenflation terkait demo rompi kuning di Prancis. "Bahaya sekali, sudah memakan korban," tegasnya.

Lalu apa itu demo rompi kuning?

Sebenarnya ini merupakan gerakan protes yang muncul di Prancis tahun 2018. Warga melakukan aksi blokade yang menyebabkan kemacetan dan kelangkaan bahan bakar menjelang musim libur.

Hal ini akibat kebijakan Presiden Emmanuel Macron yang kala itu yang ingin menaikkan pajak bahan bakar, di mana ada kenaikan 5 sen per galon untuk bensin di 2020 dan 2 sen untuk solar. Padahal tingginya biaya hidup di Prancis sudah menjadi beban warga.

Jaket Kuning sendiri diambil dari rompi neon yang wajib dibawa oleh pengemudi di Prancis jika terjadi keadaan darurat di pinggir jalan. Intinya, muat NBC, dengan simbol itu warga ingin Macron membatalkan kenaikan pajak.

Para pengunjuk rasa yang mengenakan rompi kuning ambil bagian dalam demonstrasi gerakan Foto: Para pengunjuk rasa yang mengenakan rompi kuning  (REUTERS / Benoit Tessier)

Di sisi lain, pemerintah Prancis berharap dengan kenaikan pajak warga akan lebih banyak membeli kendaraan minim polusi. Ini seiring dengan upaya menekan pemanasan global.

Namun situasi makin kacau di November. Pada tanggal 17, sekitar 280.000 orang melakukan protes di jalan-jalan di seluruh negeri pada hari itu.

Kala itu, demonstrasi berubah menjadi kekerasan dengan kebakaran terjadi di jalan Champs-Élysées. Sementara pengunjuk rasa bertopeng mengibarkan bendera Prancis.

Polisi menanggapi bentrokan dengan meriam air dan gas air mata. Lebih dari 100 orang ditangkap.

Macron mengutuk serangan terhadap petugas polisi dalam tweetnya. Dengan nada tajam ia mengatakan "tidak ada tempat untuk ini" di Prancis.

Tapi menurut pakar, hal ini lebih dari sekedar protes pajak atas bahan bakar. Ini adalah gagasan tentang kelompok kelas pekerja menengah atau atas yang terjepit.

"Standar hidup yang terus meningkat," kata pakar politik Prancis di London School of Economics, Joseph Downing.

"Mereka muak dengan kenaikan harga dan biaya hidup," kata Famke Krumbmüller, pakar politik Prancis di perusahaan konsultan politik OpenCitiz di Paris.

"Mereka merasa elit politik melupakan mereka," tambahnya.

Para pengunjuk rasa yang mengenakan rompi kuning dan menyamar ikut serta dalam demonstrasi gerakan Foto: Para pengunjuk rasa yang mengenakan rompi kuning (REUTERS / Eric Gaillard)


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ditanya Gibran Soal Carbon Capture, Ini Klarifikasi Mahfud!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular