
Kedelai Langka, 30.000-an Perajin Tahu & Tempe Setop Produksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Perajin tahu dan tempe di dalam negeri mengeluhkan kelangkaan kedelai hingga menyebabkan produksi terhenti. Kelangkaan kedelai dilaporkan sudah terjadi sejak awal bulan Desember 2023.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Pengrajin Tahu dan Tempe Indonesia (Gapkoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, importir kini sudah membatasi penjualan kepada perajin tahu tempe.
"Sejak awal Desember sudah mulai terasa. Sekarang, kalau mau beli ke importir dibatasi," kata Aip kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/12/2023).
"Misalnya mau beli 50 kg, cuma dapat 50-70 persennya. Sekarang sudah ada daerah yang sama sekali tak ada kedelainya. Perajin tahu dan tempe sudah berhenti produksi, setidaknya saat ini ada sekitar 30 ribuan perajin dari total 150.000-an perajin tahu dan tempe," ungkapnya.
Aip mengatakan, kelangkaan kedelai merupakan pekerjaan rumah yang harus segera dibereskan pemerintah karena terus terjadi.
"Dari laporan anggota, kedelai di 6 provinsi sudah tidak ada. Bengkulu, Jawa Tengah, Lampung, DI Yogyakarta, Banten, dan wilayah Jabodetabek. Tidak ada lagi kedelai. Di Bali tinggal sedikit, sudah langka," ujarnya.
"Teman-teman anggota perajin di daerah sudah mendesak agar menggelar demo. Tapi saya minta jangan dulu karena musim kampanye. Karena itu kami mendesak pemerintah harus segera turun tangan menyelesaikan ini karena ini tanggung jawab pemerintah untuk menyediakannya, ada Undang-Undang (UU) No 18/2012 tentang Pangan," tukas Aip.
Padahal, lanjutnya, perajin tahu dan tempe sudah menyerah akibat lonjakan harga kedelai yang terjadi sejak tahun lalu. Dan sampai saat ini belum ada perubahan signifikan.
"Padahal lagi musim panen di Amerika Serikat. Sekarang sudah sekitar Rp11.300-11.500 per kg di importir, perajin beli Rp11.900-an. Tapi bagi kami yang penting ada kedelainya. Kami bisa beli," ujarnya.
"Kejadian ini terus berulang setiap tahun. Tapi tahun lalu masih bisa beli, ini sama sekali nggak ada lagi barangnya. Teman-teman di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta sudah mengeluhkan, ini jadi seperti rutinitas akhir tahun. Cuma bedanya tahun lalu mahal tapi ada barang, tahun ini murah tapi siluman," paparnya.
Dia mengaku telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
"Tapi belum ada jawaban. Saat zoom meeting dengan Bapanas (Badan Pangan Nasional) pun kami tak mendapat jawaban jelas," katanya.
"Jadi mohon maaf kalau minggu depan tidak ada tahu dan tempe. Bukan perajin mogok produksi tapi kedelai swasta susah didapat alias kosong," pungkas Aip.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perajin Tahu-Tempe Ungkap 'Ogah' Beli Kedelai Bulog, Ada Apa?