
Perajin Tahu-Tempe Ungkap 'Ogah' Beli Kedelai Bulog, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perajin tahu dan tempe di dalam negeri mengakui kurang berminat membeli kedelai dari Perum Bulog. Di sisi lain, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui, saat ini pemerintah tak mempunyai cadangan kedelai di gudang Bulog.
"Jadi begini, kedelai itu kan ada dua macam, impor dan lokal. Tapi, harga jual kedelai yang diimpor Bulog itu lebih mahal dibandingkan harga yang diimpor importir," kata Ketua Umum Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin kepada CNBC Indonesia, Rabu (20/9/2023).
"Dan, kedelai yang diimpor Bulog itu tidak premium," tambahnya.
Akibatnya, ungkap Aip, perajin tahu-tempe jadi lebih pilih beli dari importir.
"Iya, betul," katanya.
Seperti diketahui, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No 125/2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No 14/2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Kedelai Pemerintah (CKP). Tugas ini pun dilimpahkan kepada Bulog sebagai BUMN pangan.
Hanya saja, per 8 September 2023, Bapanas mencatat stok kedelai di Bulog hanya 0,58 ton. Sementara kebutuhan per bulan diproyeksikan mencapai 212.548 ton. Demikian mengutip paparan Bapanas saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023, ditayangkan Youtube Kemendagri, 11 September 2023.
Sementara, untuk neraca kedelai nasional periode Januari-Oktober 2023, Bapanas mencatat, realisasi impor kedelai sepanjang periode Januari-Juli 2023 sudah mencapai 1,527 juta ton, dan diprediksi akan masuk lagi 5002.002 ton di periode Agustus-Oktober 2023.
Per akhir Oktober 2023 diprediksi akan ada stok sebanyak 358.291 ton, yang ketahanannya ditaksir untuk 52 hari. Sebagai informasi, impor kedelai dapat dilakukan oleh perusahaan umum dan juga Bulog sesuai penugasan pemerintah.
"Bulog memang sudah ditugaskan pemerintah untuk impor kedelai. Namun ternyata Bulog baru bisa impor kedelai itu 1.000 ton, 500 ton di daerah Jawa Barat Jawa Tengah, yang 500 ton di Jawa Timur," jelas Aip.
"Dan ternyata itu kedelai yang diimpor Bulog itu lebih mahal daripada kedelai yang dijual oleh importir. Sehingga kurang disukai oleh perajin tahu -tempe," katanya.
Meski posisi stok pemerintah di gudang Bulog, Aip mengatakan hingga saat ini belum ada kendala pasokan kedelai ke perajin tahu-tempe.
"Alhamdulilah, harga stabil dan stok mencukupi. Di Bulog belum ada, tapi di importir mencukupi. Stok cukup," pungkas Aip.
Hingga berita ini ditayangkan, baik pihak Bulog maupun Bapanas belum memberikan respons.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kedelai Langka, 30.000-an Perajin Tahu & Tempe Setop Produksi
