Sebut-sebut Kartel, DPR Warning Pemerintah Soal Impor Kedelai

Jakarta, CNBC Indonesia - DPR meminta Badan Pangan Nasional dan Perum Bulog mencegah agar perdagangan kedelai di dalam negeri tidak dikuasai kartel. Dan memperingatkan agar impor kedelai tak kebablasan.
Hal itu disampaikan Ketua Komisi IV DPR RI Sudin saat rapat kerja bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Rabu (13/9/2023). Sudin mengatakan, permasalahan kedelai adalah tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Bulog melalui Bapanas.
"Kemarin saya sampaikan masalah kedelai ini. Kedelai ini kan sebetulnya tupoksi Bulog melalui Badan Pangan. Jadi tolong harus dibahas, jangan dikuasai oleh kartel. Ini kan sudah mencapai 2,5 juta ton impornya," kata Sudin.
Merespons hal itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, saat ini cadangan pemerintah untuk kedelai di gudang Bulog memang masih kosong. Untuk itu, dia mengaku akan mendorong Bulog menggenjot pengadaan cadangan kedelai pemerintah.
"Tadi disampaikan juga oleh beberapa anggota DPR RI bahwa Bulog harus meningkatkan cadangan pangannya. Kalau kita lihat kedelai ini masih kosong," kata Arief dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI yang dilanjutkan usai rapat dengan Mentan.
Mengutip bahan paparan Arief saat rapat, kebutuhan bulanan kedelai ialah sebesar 212.548 ton per bulan, sedangkan stok kedelai yang dikuasai Bulog hanya 5,58 ton. Artinya, stok kedelai di gudang Bulog saat ini masih kosong atau nol persen.
"Saya punya PR (tugas) dengan Ketua Komisi IV bahwa kedelai ini juga harus menjadi tugas Bulog, di mana Bulog harusnya sudah bisa memiliki cadangan pangan," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menuturkan, pihaknya terus melakukan upaya-upaya untuk bisa mengurangi impor kedelai. Yang mana tahun ini, pihaknya akan mempersiapkan kurang lebih 380 ribu ton kedelai untuk konsumsi lokal dari produksi dalam negeri.
"Tahun ini kita akan persiapkan kurang lebih 380 ribu ton, minimal untuk konsumsi lokal," kata Mentan.
Fluktuasi Harga
Sementara itu, harga kedelai saat ini terpantau berfluktuasi. Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga kedelai hari ini, Rabu (13/9/2023) bertengger di Rp12.940 per kg biji kering impor. Sejak tanggal 1 September 2023, harga kedelai terpantau bergerak di rentang Rp12.900 sampai Rp12.970 per kg.
Harga tersebut adalah rata-rata harian di tingkat eceran. Harga tertinggi saat ini mencapai Rp16.550 per kg di Papua, dan terendah di Yogyakarta mencapai Rp10.860 per kg.
Memang, harga saat ini masih cenderung menurun dibandingkan harga awal tahun. Di mana, rata-rata nasional bulanan mencapai Rp14.910 per kg di bulan Januari 2023. Harga tertinggi sejak tahun 2022.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, harga kedelai sangat bergantung pada pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS. Sementara, ujarnya, kenaikan harga kedelai yang terjadi sekarang itu karena Indonesia ketergantungan dengan impor. Karena, di saat nilai tukar mengalami kenaikan, akan berpengaruh signifikan terhadap harga komoditas impor seperti kedelai.
![]() Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi (kiri) tak menampik cadangan pangan dari komoditas kedelai yang masih kosong di gudang Bulog. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky) |
"Jadi itulah (harga kedelai naik) begitu kita ketergantungan dengan impor. Hari ini yang begitu dolar angkanya Rp15.300-15.400 itu akan signifikan. Currency rate (nilai tukar) tahun lalu itu Rp13.500, dulu Ingat nggak masih Rp12.000 atau Rp12.500. Begitu kita mengimpor, dan ketergantungan impor lebih dari 90% maka angkanya ikut impor," jelas Arief saat ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Untuk itu, Arief mengharapkan, Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki prognosa yang mencakup kebutuhan impor dan produksi dalam negeri, yang akan menjadi dasar penentuan rekomendasi impor.
"Kalau kita sudah tahu kebutuhan kita kedelai 3 juta ton sekarang, makanya kenapa ada rekomendasi teknis dari Kementerian teknis (Kementan), supaya teman-teman di kementerian teknis itu mengatur berapa kebutuhan impornya, dan berapa yang di develop untuk ditanam di Indonesia," pungkasnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Mau Impor 50 Ribu Ekor Sapi dan 300 Ribu Ton Kedelai Afsel
