Impor RI Lesu, Tersengat Efek China
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor secara kumulatif periode Januari - November 2023 sebesar US$ 202,78 miliar atau turun 6,80%, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tren penurunan impor ini tercermin dalam impor nonmigas sebesar US$ 170,31 miliar atau turun 5,57% dan impor nonmigas sebesar US$ 32,46 juta atau turun lebih dalam mencapai 12,78%.
"Jika dilihat dari penggunaannya pada Januari-November 2023, nilai impor tertinggi masih terjadi pada bahan baku penolong, yaitu US$ 147,37 miliar. Meskipun demikian, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, impor bahan baku penolong turun 11,67% yang utamanya didorong impor komoditas bahan bakar mineral. Kemudian besi baja, dan plastik dan barang dari plastik," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, Jumat (15/12/2023).
Sementara itu, barang impor barang konsumsi dan modal mengalami kenaikan masing-masing sebesar 8,16% dan 9,74% pada periode Januari-Desember 2023. Dari pangsa pasarnya, tercatat China menempati posisi pertama. Namun, impor barang nonmigas China pada periode Januari - Desember 2023 tercatat tumbuh 33,31%, dibandingkan 34,03%.
Penurunan pangsa pasa China erat kaitannya dengan kondisi pelemahan ekonomi di Negeri Tirai Bambu ini. Ekonomi China dibayangi peningkatan utang di sektor propertinya.
(haa/haa)