Mendag Buka Suara Harga Gula RI Meroket, Sebut-Sebut India

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
04 December 2023 12:40
Mendag Zulkifli Hasan sidak ke Pasar Johar Baru, Jakarta. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Mendag Zulkifli Hasan sidak ke Pasar Johar Baru, Jakarta. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas menyebut kenaikan harga gula yang belakangan ini terjadi salah satunya disebabkan India yang akan menggelar Pemilu pada tahun 2024 mendatang. Hal ini sejalan karena untuk menjaga inflasi di dalam negerinya, India menutup keran ekspor produk pangannya, termasuk beras dan gula.

"Di India ini pemilu bulan Mei, jadi semua produk-produknya termasuk beras, dia tidak boleh ekspor agar dalam negerinya tidak ada inflasi," kata Zulhas saat ditemui di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2023).

Menurut Zulhas, dengan India menutup keran ekspornya, itu mempengaruhi harga gula di Indonesia, karena India merupakan salah satu pemasok utama komoditas gula untuk RI.

"Ya kalau harga gula memang karena impor kan naik, bahkan di India itu dilarang, gula dan beras dilarang (di India) ya itu akan berpengaruh. Jadi kalau harga gula memang kita kan mendatangkan dari luar negeri," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, kenaikan harga gula konsumsi disebabkan oleh importasi gula tahun ini seret. Padahal, kata Arief, biasanya kuota importasi gula menjadi rebutan di antara importir, karena harga gula internasional lebih murah ketimbang gula produksi lokal.

"Kalau dulu importasi menjadi rebutan, sekarang kalau dikasih kuota impor pada gak mau karena ada harga acuan yang membatasi," ungkap Arief kepada CNBC Indonesia, Jumat (1/12/2023).

Pedagang menimbang dan mengemas gula pasir di Pasar Rumput, Jakarta, Jumat (9/6/2023). Harga gula pasir di Pasar Rumput rata-rata dijual dengan harga Rp15 ribu per kilogram. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Foto: Pedagang menimbang dan mengemas gula pasir di Pasar Rumput, Jakarta, Jumat (9/6/2023). Harga gula pasir di Pasar Rumput rata-rata dijual dengan harga Rp15 ribu per kilogram. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Pedagang menimbang dan mengemas gula pasir di Pasar Rumput, Jakarta, Jumat (9/6/2023). Harga gula pasir di Pasar Rumput rata-rata dijual dengan harga Rp15 ribu per kilogram. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Arief menyebut seretnya realisasi impor juga disebabkan karena para importir yang sudah mendapatkan kuota impor gula itu tidak merealisasikan sebagaimana yang seharusnya, dengan alasan harga gula internasional saat ini sedang tinggi.

"Begitu importasi ini harganya lebih tinggi, maka perusahaan-perusahaan yang mendapatkan kuota impor itu banyak yang tidak merealisasikan impornya," jelasnya.

Seretnya realisasi impor, kata Arief, menjadi salah satu faktor penyebab harga gula terus merangkak naik belakangan ini.

"Ya apa lagi gak diimpor, kalau gak diimpor ya pasti lebih tinggi lagi harganya, iya dong? Kan supply and demand. Ya kira-kira (menyebabkan) harga naik gak? Naik kan," pungkasnya.

Mengutip Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional, belum ada tanda-tanda harga gula konsumsi turun, bahkan harganya terus naik.

Hari ini harga gula konsumsi sudah Rp 17.230 per kg atau naik Rp 100 per kg. Harganya sudah di atas Harga Acuan Pembelian (HAP) pemerintah sebesar Rp 16.000 per kg.


(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Pusing 7 Keliling Impor Gula, Harga Dunia Naik Gila-Gilaan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular