
Bos Bapanas Blak-Blakan Harga Gula Meledak karena Impor Seret

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi buka suara soal kenaikan harga gula di dalam negeri saat ini. Harga gula konsumsi terus bergerak naik dan hari ini mencapai Rp 17.120 per kg, di atas harga acuan pembelian (HAP) Rp 16.000 per kg.
Arief mengungkapkan kenaikan harga gula konsumsi disebabkan oleh importasi gula tahun ini seret. Padahal, kata Arief, biasanya kuota importasi gula menjadi rebutan di antara importir, karena harga gula internasional lebih murah ketimbang gula produksi lokal.
"Kalau dulu importasi menjadi rebutan, sekarang kalau dikasih kuota impor pada gak mau karena ada harga acuan yang membatasi," ungkap Arief kepada CNBC Indonesia, Jumat (1/12/2023).
Pada tahun ini, pemerintah telah mengalokasikan kuota impor gula konsumsi atau GKP (Gula Kristal Putih) sebanyak 991.000 ton. Berdasarkan data Arief, realisasi impor gula oleh BUMN maupun swasta baru sekitar 50% dari total kuota impor gula konsumsi tahun ini sebanyak 991.000 ton.
![]() Impor Gula Pasir Ditengah Lonjakan Harga. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) |
Arief menyebut seretnya realisasi impor juga disebabkan karena para importir yang sudah mendapatkan kuota impor gula itu tidak merealisasikan sebagaimana yang seharusnya, dengan alasan harga gula internasional saat ini sedang tinggi.
"Begitu importasi ini harganya lebih tinggi, maka perusahaan-perusahaan yang mendapatkan kuota impor itu banyak yang tidak merealisasikan impornya," jelasnya.
Seretnya realisasi impor, kata Arief, menjadi salah satu faktor penyebab harga gula terus merangkak naik belakangan ini.
"Ya apa lagi gak diimpor, kalau gak diimpor ya pasti lebih tinggi lagi harganya, iya dong? Kan supply and demand. Ya kira-kira (menyebabkan) harga naik gak? Naik kan," pungkasnya.
Sebagai catatan, Indonesia masih mengimpor gula konsumsi atau GKP setiap tahunnya. Penyebabnya karena kebutuhan yang tinggi tidak sebanding dengan produksinya.
Asosiasi Gula Indonesia (AGI) memperkirakan produksi gula nasional pada 2023 turun menjadi 2,25 juta ton dibandingkan produksi 2023 yang sebanyak 2,386 juta ton. Dengan kebutuhan gula konsumsi sebanyak 3,2 juta ton per tahun, berarti akan terjadi defisit gula sebanyak 950.000 ton.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warning! Diam-Diam Harga Gula di Pasaran Lompat Rp 500/Kg
