
Bisnis Apartemen Dilaporkan Lesu, Muncul Fenomena Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Penambahan pasokan apartemen di wilayah pusat bisnis (Central Business District/ CBD) dilaporkan lesu. Di saat bersamaan, Depok kini dilaporkan jadi salah satu daerah incaran membeli rumah tapak.
Alasannya karena biaya. Di mana dengan biaya membeli apartemen di perkotaan, bisa untuk membeli rumah tapak di daerah pinggiran kota.
"Karena dianggap sudah tinggi, budget harga Rp1,5 miliar dapat apartemen studio Jakarta atau Rp1,5 miliar dapat rumah tapak di Depok? Banyak yang masuk ke Depok," kata Associate Director Research & Consultancy Services Leads Property Martin Samuel Hutapea dalam Property Market Outlook 2023 dikutip Jumat (1/12/2023).
Berubahnya kebiasaan masyarakat itu membuat geliat apartemen di Jakarta kian lesu. Di area Central Business District (CBD) penambahan pasokan 0,0% secara tahunan kemudian tingkat penjualan 0,2% secara tahunan, pertumbuhan harga 1,0% secara tahunan, serta harga rata-rata Rp56,1 juta per meter per m2.
Sedangkan di OCBD Jakarta penambahan pasokan hanya 0,6% secara tahunan, tingkat penjualan 0,2% secara tahunan, harga rata-rata Rp25,6 juta per m2 serta pertumbuhan harga 1,5% secara tahunan. Data itu menunjukkan bahwa geliat apartemen sangat lambat utamanya dalam tiga tahun terakhir.
"Apartemen sangat terkena pandemi waktu itu, dan cukup terkena dampak, bahkan banyak pembeli apartemen yang sekarang cari rumah tapak," kata Martin.
Total ada 259 ribu unit pasokan apartemen di DKI Jakarta, OCBD mendominasi dengan 88%, kemudian CBD di 12%. Berdasarkan segmen menengah bawah di 30%, menengah 37%, menengah atas, 21%, atas 10% dan mewah 2%.
"Karena oversupply membuat pengembang menunda peluncuran apartemen baru, dan berfokus pada penyelesaian konstruksi pembangunan dan menjual sisa unit," ujar Martin.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hati-hati Sebelum Beli Rumah atau Apartemen, Perhatikan Ini