
Ada Tanda-Tanda Orang Makin Malas Investasi Apartemen, Ganti Beli Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren investasi di apartemen disebut-sebut mulai meredup seiring makin banyaknya apartemen di Jakarta namun peminatnya tidak begitu besar. Kini banyak investor yang mengalihkan dananya untuk investasi selain apartemen.
"Karena instrumen lain menawarkan yield lebih tinggi. Misal obligasi dan instrumen lainnya, makanya penyerapan apartemen untuk investasi saat ini sudah menurun dibanding beberapa tahun lalu," ujar Senior Associate Director Research Colliers Ferry Salanto Rabu (9/7/2025).
Faktor lain yang membuat investor makin males berinvestasi di apartemen ialah biaya iuran pemeliharaan lingkungan (IPL). Biaya ini harus dibayarkan meski kamar yang dimiliki sedang dalam kondisi kosong atau tidak disewa, nilainya pun cukup besar, misal untuk ukuran studio 21m2 bisa mencapai Rp 400-600 ribu per bulan.
"Sekarang peralihannya lebih banyak end user yang membeli apartemen, alasannya ya karena lokasi strategis dan tidak jauh dari tempat kerja," sebut Ferry.
Sebelum pandemi Covid, hanya 32% end user yang membeli apartemen untuk ditempati, sedangkan 68% lainnya dikuasai oleh investor. Sedangkan saat ini jumlah end user naik menjadi 44%, lalu investor menjadi 56%.
Sedangkan yang mengajukan KPA kredit pemilikan apartemen saat ini lebih banyak, dari 33% di sebelum pandemi menjadi 41%. Lalu sistem pembayaran bertahap ke pihak developer turun dari 50% menjadi 29%.
"Makanya yang membeli apartemen secara cash sudah berkurang, sebelum pandemi 30% membeli dengan cara cash, lalu saat ini turun jadi 17%," ujar Ferry.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Kebijakan PPN DTP Diperpanjang, Pengusaha Ungkap Dampaknya
