
Jokowi Diam-Diam Incar 2 Negara Ini, Mendag Buka Rahasia

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) buka-bukaan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satunya, penyelesaian perundingan rencana kerja sama ekonomi komprehensif antara Indonesia dengan Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/ I-EU CEPA) jadi salah satu tugas prioritas yang harus diselesaikan segera.
Hal itu disampaikan saat rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR, Senin (28/11/2023), ditayangkan akun Youtube Komisi VI DPR RI.
Menurutnya, target itu adalah salah satu upaya yang ditempuh untuk menekan laju penurunan ekspor. Sebagaimana arahan Jokowi yang kemudian menetapkan Keputusan Presiden (Kepres) No 24/2023 tentang Satuan Tugas (Satgas) Peningkatan Ekspor Nasional pada 20 September 2023 lalu.
Di mana, pada Pasal 4 Kepres tersebut ditetapkan, Tim Pelaksana bertugas salah satunya menetapkan strategi kerja sama perdagangan internasional melalui diplomasi, promosi, informasi produk, dan pengembangan pasar ekspor.
Kepres itu, lanjutnya, diharapkan bisa jadi payung hukum bagi kementerian/ lembaga untuk peningkatan ekspor dan memperkuat neraca perdagangan sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Arahan Presiden kepada Satgas Ekspor adalah melakukan substitusi negara-negara utama tujuan ekspor dengan menggarap pasar baru. Ini yang kita lakukan sekarang. Pasar nontradisional seperti India, ASEAN, Afrika, dan Amerika Latin yang sudah berkali-kali saya sampaikan di Komisi VI," katanya, dikutip Selasa (28/11/2023).
"Mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan comprehensive economic partnership agreement, khususnya I-EU CEPA," tambah Zulhas.
Dia pun mengungkapkan kerugian yang dialami Indonesia dibandingkan negara lain yang menikmati perlakuan istimewa ke pasar Uni Eropa (UE).
"EU (UE) ini merugikan kita. Kita kalau kirim sepatu ke Eropa kena 7%, Vietnam nggak. Apalagi sekarang ini lahir EU deforestasi (Undang-undang antideforestasi Uni Eropa/ EU Deforestation Regulation/EUDR). Minyak sawit, kertas, kopi, lada, nah itu sulitnya minta ampun ke Eropa," papar Zulhas.
Arahan lain, lanjutnya, meningkatkan daya saing, mengidentifikasi potensi dan memetakan produk-produk ekspor potensial Indonesia. Serta, informasi mengenai peluang pasar yang dapat diakses eksportir Indonesia.
"Melakukan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) dan para Atase Perdagangan untuk digerakkan karena memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan ekspor," ujarnya.
"Jadi andalan Indonesia itu Atase Perdagangan dan ITPC, tapi anggarannya dikurangi. Tugasnya ditambah tapi anggarannya dikurangi, terus gimana...nggak mungkin," tukasnya.
Di sisi lain, Zulhas melihat masih ada optimisme di pasar ekspor. Ditandai dengan transaksi selama Trade Expo Indonesia (TEI) tahun 2023 yang mencapai US$25,3 miliar (angka per 22 Oktober 2023 pukul 11.00 WIB). Jauh di atas transaksi tahun 2022 sebesar US$15,83 miliar dan melebihi target 2023 sebesar US$11 miliar," pungkas Zulhas.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mendag Pastikan Harga Bahan Pokok Stabil dan Pasokan Cukup
