Internasional

Terungkap, AS Minta Izin Israel Garap Ladang Gas Gaza

sef, CNBC Indonesia
Selasa, 21/11/2023 08:03 WIB
Foto: (REUTERS/TOM BRENNER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah laporan datang dari Israel. Media lokal Haaretz mengatakan Amerika Serikat (AS) tengah melobi Israel untuk mengembangkan ladang gas di Laut Gaza.

Gaza sendiri merupakan wilayah kantong Palestina, yang hingga kini masih digempur tentara Israel (IDF) baik dengan serangan udara maupun darat. Dalam data terbaru otoritas Kementerian Kesehatan Gaza, total 13.300 warga tewas dengan 5.000 lebih adalah anak-anak.


Dilaporkan bagaimana penasihat energi utama Presiden AS Joe Biden, Amos Hochstein, kini berada di Israel untuk membahas masalah ini. AS mengatakan ini bisa membantu perekonomian Palestina.

"Kita tidak boleh melebih-lebihkan potensinya, tapi ini benar-benar bisa menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah Palestina dan memastikan ada sistem energi independen untuk Palestina," kata Hochstein, dimuat pula oleh Al-Jazeera, Selasa (21/11/2023).

Ladang laut Gaza, yang terletak hampir 32 km (20 mil) di lepas pantai wilayah kantong yang terkepung itu. Hingga saat ini, harta karun itu masih belum dikembangkan meski diperkirakan menampung 28 miliar meter kubik (1 triliun kaki kubik) gas alam.

Sebenarnya menurut studi Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Perdagangan dan Pembangunan, UNCTAD, Palestina memang kaya cadangan minyak dan gas. Tak hanya lepas pantai Gaza, tapi juga area C Tepi Barat.

Menurut sebuah studi, Palestina berada di Cekungan Levant. Daerah ini juga melingkupi Mesir, Suriah, Lebanon hingga Siprus.

Diperkirakan ada cadangan minyak yang dapat dipulihkan dengan perkiraan 270 miliar liter. Sementara ada potensi 3,4 triliun meter kubik gas.

Namun, sampai saat ini, rakyat Palestina masih tak bisa menggali cadangan minyak dan gas di tanah dan perairan itu. Khusus di Gaza, warga Palestina sendiri memanfaatkan laut untuk mencuci pakaian dan mandi.

Hal senada juga diungkap media The National. Hochstein disebut menyatakan cadangan gas lepas pantai di Gaza dapat menjadi sumber pendapatan dan kemandirian energi bagi Palestina di masa depan.

"Saat kita bergerak menuju solus menuju masa depan Gaza yang tidak dikendalikan oleh organisasi teroris, namun oleh rakyat Palestina sendiri, kita harus melihat aktivitas ekonominya," ujarnya di wawancara khusus dengan media tersebut di Manama, Bahrain.

"Ada peluang di sini untuk mengembangkan ladang gas di lepas pantai Gaza, atas nama Palestina," tambahnya.

Energi Sebagai Senjata?

Sementara itu, di kesempatan yang sama, AS kembali menekankan negara Arab intuí tidak menggunakan energi sebagai senjata. Apalagi, kolaborasi antara AS dan produsen Teluk, termasuk Arab Saudi, sangat kuat selama dua tahun terakhir.

"Minyak telah dijadikan senjata dari waktu ke waktu sejak menjadi komoditas yang diperdagangkan, jadi kami selalu mengkhawatirkan hal tersebut, berupaya melawan hal tersebut, namun saya rasa sejauh ini hal tersebut masih belum terjadi," kata Hochstein lagi dalam sebuah wawancara, dikutip Financial Times.

"Kita menghadapi dua perang aktif di dunia, yang pertama melibatkan produsen minyak terbesar ketiga di dunia (Rusia), dan yang lainnya di Timur Tengah di mana rudal-rudal terbang di dekat tempat produksi minyak, namun harga-harga berada di titik terendah tahun ini," tambahnya.

"Kolaborasi dan koordinasi antara produsen dan konsumen selama beberapa tahun terakhir sangat kuat dalam upaya mencegah guncangan energi."


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kejam! Israel Tembaki Warga Gaza Saat Antre Bantuan, 30 Tewas