Bos Pengusaha Ritel Buka-bukaan Fakta Harga Gula, Ada Apa?

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Kamis, 16/11/2023 14:07 WIB
Foto: Harga gula di ritel modern di jakarta ud Rp16.000 per kg. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengaku pihaknya merugi karena adanya kebijakan baru terkait kenaikan harga gula di ritel modern menjadi Rp16.000 per kg. Pasalnya, kata dia, harga beli peritel kini sudah di atas harga acuan penjualan (HAP) yang ditetapkan pemerintah.

Menurutnya, harga beli ritel saat ini sudah sama dengan harga perubahan yang baru 10 hari lalu dikeluarkan. Bahkan, beberapa ritel sudah ada yang membeli gula di harga Rp16.050-Rp16.100 per kg.

"Gula kan sudah naik dari harga acuan penjualan Rp14.500 per kg menjadi Rp16.000 per kg," kata Roy kepada wartawan di Jakarta, Kamis (16/11/2023).


Roy mengeluh rugi bahkan menombok dari hasil penjualan gula di ritel modern. Dia mengaku saat ini beberapa ritel sudah membeli gula dengan harga sama seperti HAP dari produsen, yakni Rp16.000 per kg. Sementara peritel tetap harus menjualnya dengan harga Rp16.000 per kg sesuai dengan HAP yang telah ditetapkan pemerintah.

"Sekarang kita sudah beli sama dengan Rp16.000 (per kg), bahkan di beberapa ritel yang di daerah belinya di atas Rp16.000 (per kg). Nah apa kita mau jual rugi? Ada beberapa ritel yang jual rugi, tapi ada beberapa ritel yang akhirnya berdampak kalau pemerintah tidak mengatur lagi tatanan ini, inflasi tinggi lho, harga bisa naik tinggi lagi. Rugi dan iya kita nombok," ujarnya.

Apabila hal ini terus dibiarkan berlarut, menurutnya, akan berdampak kepada dua hal. Pertama, peritel berkemungkinan akan mengurangi beli gula dan ini dikhawatirkan akan berdampak kepada konsumen, karena permintaan yang tinggi namun suplai tidak tersedia.

"Kalau gula beli mahal kan otomatis kita kurangi pembeliannya. Berarti kan kurang barangnya. Nah itu berdampak kepada konsumen," ucapnya.

"Begini, naikin harga kan berdampak kepada inflasi. Nah supaya nggak naikin harga kan berarti mesti ngatur di hulunya. Nah hulu gimana ngaturnya? Harus ada solusi dong buat petani tebu, gula, dan proses produksinya supaya nggak naik," jelas Roy.

Untuk itu, Roy berharap sebelum harga gula semakin naik tinggi pemerintah harus segera mengatur, baik dari sisi hulunya atau memang dilakukan importasi. Dan harus dilakukan dengan cepat.

"Makanya harus diatur. Jadi sekarang ini yang kita berharap pemerintah itu relevan, adaptif dan cepat. Jangan menunggu atau bahkan membiarkan," ujarnya.

"Pemerintah jangan pesta demokrasi saja, fokus itu perlu, tapi jaga ekonomi harga ini perlu," pungkasnya.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inflasi Juli 0,3% - Trump Umumkan Tarif, Siapa Kena Dampak?