
Data: Segini Perdagangan RI dengan Israel & Palestina!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai impor Indonesia dari Palestina ternyata sangat kecil. Di tengah konflik yang tengah melanda negeri itu karena serangan Israel, nilai impor Indonesia dari Palestina bahkan tidak mencapai Rp 100 juta selama Oktober 2023.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan kontribusi impor produk Palestina ke Indonesia selama Januari hingga Oktober 2023 adalah 0,0000%. Dia mengatakan saking kecilnya angka impor, empat angka nol di belakang koma tetap tidak bisa menunjukkan berapa kontribusi Palestina terhadap data impor keseluruhan Indonesia.
"Karena kecil kami sampai 4 digit desimal juga masih tidak bisa menunjukkan besarannya," kata dia dalam konferensi pers tentang neraca perdagangan Oktober 2023, di kantornya di Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Setali tiga uang, kondisi serupa ditunjukkan oleh data ekspor dari Indonesia ke Palestina. Pada kurun waktu Januari-Oktober, persentase ekspor ke Palestina hanya 0,0011% dari total ekspor Indonesia. "Kecil sekali," ujar Pudji.
Data milik BPS menunjukkan lebih rinci mengenai jumlah impor yang dilakukan Indonesia terhadap produk-produk Palestina. Nilai impor Indonesia dari Palestina selama Oktober tercatat hanya US$ 4.256 atau setara Rp 65.921.184 (kurs Rp 15.489). Produk yang diimpor di antaranya permadani, plastik dan barang dari plastik, serta buku dan barang cetakan.
Nilai impor tersebut naik sedikit dibandingkan periode September yaitu US$ 1.202. Adapun selama periode Januari-Oktober 2023, nilai impor Indonesia dari Palestina sebesar US$ 1.574.976.
Jumlah impor barang dari Palestina itu berbanding terbalik dengan impor dari Israel. Di tengah kecaman dan seruan boikot produk Israel, nilai impor Indonesia justru meningkat.
Berdasarkan Data BPS impor Indonesia dari Israel pada Oktober 2023 mencapai US$ 2.532.695. Angka tersebut meningkat dari impor bulan September yakni US$ 999.431.
Impor bulan Oktober didominasi oleh mesin dan pesawat mekanik yang nilainya mencapai US$ 734.786. Angka impor komoditas ini pada bulan Oktober meningkat hampir lima kali lipat dibandingkan periode September dengan nilai US$ 142.690.
Selanjutnya komoditas mesin dan peralatan listrik juga mendominasi impor Indonesia dari Israel yang bernilai US$ 718.054. Lagi-lagi, angka tersebut meningkat dibandingkan impor periode September yang nilainya hanya US$ 124.392.
Adapun di peringkat ketiga adalah komoditas perkakas dan perangkat potong senilai US$ 316.759. Angka impor komoditas ini turun dibandingkan bulan September, yaitu US$ 390.001.
Puji menuturkan nilai ekspor-impor dari Israel maupun Palestina tergolong sangat kecil dibandingkan keseluruhan aktivitas perdagangan internasional Indonesia. Dengan demikian, dia memperkirakan konflik yang terjadi antara dua negara tersebut tidak berpengaruh besar terhadap aktivitas perdagangan antar negara yang dilakukan Indonesia.
"Dapat disimpulkan kondisi politik di kedua negara tersebut tidak signifikan terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia. Kondisi politik di Ukraina-Rusia juga tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja perdagangan internasional di Indonesia dimana komoditas utama impor dari Ukraina adalah serealia," kata Pudji.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tentara Israel Blokir Jalan, Ribuan Warga Gaza Tak Bisa Pulang