
Potret Terkini Jepang Terancam Resesi, Ekonomi Kontraksi
Tidak adanya mesin pertumbuhan membuat perekonomian Jepang kembali mengalami kontraksi pada kuartal ini.

Ekonomi Jepang terkontraksi 2,1% pada kuartal III (Q3) 2023. Ini menghentikan ekspansi konsumsi dan ekspor selama dua kuartal berturut-turut. Hal ini akan mempersulit upaya bank sentral untuk secara bertahap menghapuskan stimulus moneter besar-besaran di tengah meningkatnya inflasi. (AP Photo/Eugene Hoshiko, File)

Data tersebut menunjukkan tingginya inflasi. Ini berdampak buruk pada pengeluaran rumah tangga dan menambah penderitaan bagi produsen karena melambatnya permintaan global termasuk di China. (Kazuhiro NOGI / AFP)

"Mengingat tidak adanya mesin pertumbuhan, saya tidak terkejut jika perekonomian Jepang kembali mengalami kontraksi pada kuartal ini. Risiko Jepang jatuh ke dalam resesi tidak dapat dikesampingkan," kata kepala ekonom di Norinchukin Research Institute, Takeshi Minami, dikutip Reuters, Rabu (15/11/2023). (Philip FONG / AFP/File Photo)

Produk domestik bruto (PDB) di negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia ini juga mengalami kontraksi sebesar 2,1% pada kuartal ketiga. Kontraksi itu jauh lebih besar dari perkiraan median pasar yang memperkirakan penurunan tahunan sebesar 0,6%. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Hasil ini berbalik dari ekspansi sebesar 4,5% pada kuartal sebelumnya. Angka yang lemah ini mencerminkan lesunya konsumsi dan belanja modal, sehingga memupus harapan para pengambil kebijakan akan pulihnya aktivitas domestik pascapandemi untuk mengimbangi melemahnya permintaan eksternal dari China dan negara lain. (Kazuhiro NOGI / AFP)

Konsumsi yang stagnan pada bulan Juli-September setelah turun 0,9% pada kuartal sebelumnya, jauh di bawah perkiraan median ekonom yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 0,2%. (REUTERS/Androniki Christodoulou/File Photo)

Belanja modal turun 0,6% pada kuartal ketiga setelah turun 1,0% pada April-Juni, mengacaukan perkiraan pasar yang memperkirakan kenaikan 0,3% dan menimbulkan keraguan terhadap pandangan bank sentral bahwa investasi korporasi yang kuat akan mendukung pertumbuhan. (Yuichi YAMAZAKI / AFP/File Photo)