Produksi Menciut, Ladang Minyak Raksasa RI Bakal Bor 7 Sumur

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
09 November 2023 10:05
Blok Cepu, (Detikcom)
Foto: Blok Cepu, (Detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membeberkan pada tahun 2024 mendatang, Lapangan Banyu Urip, Cepu akan kembali mengebor sebanyak 7 sumur baru. Hal ini untuk kembali menggenjot penurunan produksi minyak yang terjadi belakangan ini.

Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo mengungkapkan, bahwa saat ini Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu mengalami penurunan produksi yang mana saat ini berada di level 140.000-an barel per hari.

Untuk mempertahankan produksi minyak agar tidak terus turun, kata Wahju, maka pihaknya mengatakan akan dilakukan pengeboran 7 sumur di lapangan tersebut. "Adanya pemboran 7 sumur mulai awal tahun depan adalah upaya untuk menjaga produksi Lapangan banyu Urip tetap tinggi," jelas Wahju kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (9/11/2023).

Adapun Wahju mengatakan penurunan bisa terus terjadi setelah lapangan minyak melewati masa jayanya. Dengan begitu harus dilakukan pengeboran sumber minyak baru untuk bisa tetap mempertahankan tingkat produksi minyak.

"Setelah masa plateau (jaya), jikalau tidak ada sesuatu sumber yang baru maka produksi akan cenderung turun terus. Penurunan produksi setelah masa plateau akan terjadi, dan ini yang terjadi di Lapangan Banyu Urip EMCL," tandasnya.

Adapun, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan bahwa saat ini porsi gas di Lapangan Banyu Urip sudah cukup tinggi yang mana lapangan tersebut juga sudah memasuki masa decline atau penurunan produksi. "Banyu Urip sdh masuk ke phase decline, dan porsi gasnya sudah cukup tinggi," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (8/11/2023).

Dwi mengatakan pihaknya akan meningkatkan produksi dengan mengembangkan lapangan yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu tersebut dengan menambahkan sumur pengembangan dan memonetisasi gas yang terkandung. "Selain itu saat ini juga sedang dalam persiapan kegiatan eksplorasi di clastic reservoar," tambahnya.

Sebelumnya, Dwi sempat menyadari bahwa Blok Cepu saat ini tengah mengalami penurunan produksi secara ilmiah atau natural decline.

Oleh sebab itu, dengan adanya rencana pengeboran tujuh sumur di Lapangan Banyu Urip, diharapkan produksi Blok Cepu kembali menyalip Blok Rokan yang saat ini menjadi nomor satu produsen minyak terbesar di Indonesia.

"Sekarang itu 157 ribu bph produksinya dan dengan potensi yang dua infill sama clastic tadi itu ada kenaikan sekitar 18 ribu, jadi nanti tentu akan kembali nomor satu," ungkap Dwi saat ditemui usai acara penandatanganan kontrak pengadaan Rig pengeboran Banyu Urip Infill Clastic PDSI dengan ExxonMobil Cepu Ltd di Jakarta, Kamis (10/8/2023).

Menurut Dwi, rencana pengeboran tujuh sumur tersebut akan dimulai pada tahun depan. Pengeboran ini meliputi lima sumur infill dan dua sumur eksplorasi clastic. "Kalau clastic sendiri setelah eksplorasi dua ini nanti kita lihat. Mudah-mudahan cadangan dan reservoirnya mendukung untuk dapat yang lebih besar," kata Dwi.

Perlu diketahui, produksi minyak di Indonesia terpantau terus menurun. Per 4 November 2023, Kementerian ESDM mencatat produksi minyak di Indonesia sebesar 571.280 bph, atau 86,5% dari target produksi minyak di tahun 2023 ini sebesar 660.000 bph.

Selain itu, mengutip data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), hingga September 2023 produksi minyak mencapai sebesar 608,6 ribu barel per hari (bph). Sedangkan per 31 Oktober 2023 lalu, Kementerian ESDM mencatat produksi minyak 582,69 ribu bph.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ladang Sumur Tertua Ini Ternyata Penghasil Minyak Terbesar RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular