Pabrikan Truk Ini Ancang-Ancang Naikkan Harga Efek Dolar AS

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Rabu, 08/11/2023 17:35 WIB
Foto: Penampakan truk listrik Mitsubishi Fuso. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan Kurs Dolar US terhadap Rupiah membuat pabrikan truk terus memantau harga bahan baku produksi. Vice President of Sales and Marketing Divisio Mitsubishi Fuso Aji Jaya mengungkapkan ada beberapa parts atau bagian yang berpengaruh terhadap perubahan kurs.

"Kalau terkait dengan kurs sebenarnya kan itu terkait dengan harga bahan baku. Harga bahan baku itu macam-macam kalau di otomotif, kan banyak sekali part yang membutuhkan. Utamanya sih metal ya, steel ya. Nah kalau itu berdampak kepada steel tentunya akan mempengaruhi perhitungan cost produksi kita juga," ungkap Aji dalam Media Gathering Fuso di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Adapun nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS di hari ini. Setelah kemarin menguat ke angka sekitar Rp 15.500an/$US, namun di hari ini kembali melemah ke angka Rp 15.670/$US.


Pabrikan tidak menutup kemungkinan bakal menaikan harga kendaraan, namun itu bergantung pada situasi kurs beberapa waktu ke depan.

Foto: PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor resmi kendaraan niaga dari Mitsubishi Fuso di Indonesia, berpartisipasi di ajang pameran otomotif terbesar. KTB menampilkan sebanyak 60-unit Canter special edition sekaligus Merayakan ulang tahun Canter ke-60. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor resmi kendaraan niaga dari Mitsubishi Fuso di Indonesia, berpartisipasi di ajang pameran otomotif terbesar. KTB menampilkan sebanyak 60-unit Canter special edition sekaligus Merayakan ulang tahun Canter ke-60. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

"Ya Kita masih menunggu sebenarnya, kan itu bergerak terus ya, biasanya kalau nilai tukarnya berubah naik, otomatis itu berdampak ke harga bahan baku, ya otomatis kita harus ada adjustment price. Tapi semuanya masih menunggu," sebut Aji.

Ketika opsi untuk menaikkan harga kendaraan mulai terbuka, pabrikan pun harus memiliki strategi baru dalam penjualan unit di situasi perekonomian global yang melambat.

Aji menyebut bahwa kendaraan logistik semula mengandalkan beberapa sektor yakni perkebunan, pertambangan, manufaktur, logistik, serta jasa. Namun, hanya ada satu sektor yang masih stabil yakni logistik. Sedangkan sektor lainnya mengalami penurunan karena ada penurunan permintaan untuk pasar ekspor.

"Kalau yang lainnya kan karena global ekonomi, komoditi kita itu kan banyak selain di konsumsi domestik kan di ekspor, sawit tuh banyak kan, ekspor juga batu bara, nikel di ekspor. Kondisi global ekonomi mempengaruhi negara yang beli produk kita, otomatis akan berdampak kepada aktivitas kita di sini," sebut Aji.

"Kalau logistik, kan banyak konsumsi-konsumsinya di dalam negeri, consumer goods, barang-barang kebutuhan, pokok lainnya kan untuk masyarakat dalam negeri. Yang itu sebenarnya nggak pengaruh dari kondisi di luar," lanjutnya


(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pasar Mobil Lesu, Produsen Siapkan Investasi dan Strategi