
Harga Mobil Bakal Terbang Efek Dolar? Ini Penjelasan Pabrikan

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali melemah setelah sempat menguat kemarin, Senin (6/11/2023) dan hari ini, Selasa (7/11/2023) kembali ke Rp15.600-an per dolar AS. Rupiah bahkan sempat nyaris mau tembus Rp16.000 per dolar AS. Pergerakan rupiah ini pun dikhawatirkan bakal memicu kenaikan harga mobil di dalam negeri. Benarkah?
Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto menyebut saat ini pihaknya belum akan menaikkan harga mobil.
"Kita tahu Dolar hampir tembus Rp 16.000, sekitar Rp 15.800 - Rp 15.900, tapi sekarang turun kembali sekitar Rp 15.500 - Rp 15.600. Pemain otomotif nggak serta merta Dolar naik harga dinaikkan, tapi tunggu dalam masa-masa tertentu khususnya menjelang akhir tahun seperti ini," katanya, Selasa (7/11/2023).
Kebijakan untuk tetap menahan harga menjelang akhir tahun erat kaitannya dengan kebijakan pabrikan yang kerap mengejar target penjualan. Apalagi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) punya target penjualan mobil yang tidak sedikit di tahun ini.
"Gaikindo punya target marketnya 1 juta, perlu bantuan ATPM agar jualan lebih banyak lagi di November dan Desember ini maka kurang tepat di akhir tahun ini dalam rangka mendukung pasar otomotif di Indonesia," ujar Soerjo.
Pihaknya pun sudah berupaya menahan kenaikan harga mobil meskipun komponen impor yang menggunakan dolar AS di industri ini tergolong besar.
"Setiap perusahaan punya fasilitas yang namanya hedging atau perlindungan terhadap currency, terutama industri otomotif, US Dollar paling banyak. Kita berharap kerugian yang timbul akibat kenaikan US Dollar diturunkan," sebut Soerjo.
Selain Hyundai, pabrikan mobil lain yakni Daihatsu pun belum memiliki rencana untuk menaikkan harga karena kenaikan nilai kurs Dolar tersebut.
"Saat ini nggak (berencana menaikkan harga), belum," ungkap Marketing Director & Corporate Planning and Communication Director Astra Daihatsu Motor Sri Agung Handayani di Tokyo, Jepang, Kamis (26/10/23).
Meski menanggung kenaikan biaya bahan baku, terutama untuk bahan baku impor, namun pabrikan tidak bisa langsung menaikkan harga jual mobil. Pasalnya, ada banyak faktor yang menjadi penentu kenaikan harga tersebut.
"Baru beberapa Minggu nggak bisa hanya single kurs aja yang menentukan misalnya harga material cost, kita nggak bisa dalam waktu pendek dalam adjust secepat itu karena kita ada komitmen dengan customer," pungkasnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hyundai Banting Harga! Deretan Mobil Ini Diskon Sampai Rp 50 Juta