Pantas Produksi Minyak RI Anjlok, 70% dari Lapangan Uzur!
Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi minyak nasional dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Sementara Indonesia masih mempunyai mimpi untuk merealisasikan target produksi 1 juta barel per hari pada 2030.
Praktisi minyak dan gas bumi (migas) Hadi Ismoyo membeberkan penurunan produksi terjadi lantaran lapangan-lapangan migas di Indonesia saat ini sudah cukup berumur. Adapun dari semua lapangan minyak yang beroperasi, sekitar 60-70% merupakan lapangan yang sudah uzur.
"Lapangan kita memang sudah mature, 60-70% lapangan migas kita itu sudah amat mature memang betul yang dikatakan pak menteri 90% water cut dan banyak produksi dari mereka sudah sangat menurun," kata Hadi dalam Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (7/11/2023).
Namun demikian, Hadi menilai masih ada kesempatan bagi pemerintah guna menaikkan produksi minyak nasional. Beberapa diantaranya yakni dengan menggalakkan kegiatan eksplorasi dan menerapkan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).
"Pemerintah dalam hal ini masih belum mempersiapkan road map yang baik terkait dengan eksplorasi dan EOR," kata Hadi.
Menurut Hadi penerapan teknologi EOR di lapangan migas Indonesia sangat lambat sekali perkembangannya. Padahal, melalui teknologi ini bisa memberikan kontribusi tambahan produksi minyak sekitar 200-300 ribu barel per hari untuk lima tahun ke depan.
"Sedangkan eksplorasi kalau kita bisa menemukan lapangan yang baru menghasilkan rencana pengembangan alias PoD bisa menghasilkan produksi bisa menambah signifikan kelihatannya eksplorasi belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah," bebernya.
Sebagaimana diketahui, produksi minyak nasional hingga kini masih belum menunjukkan tren kenaikan yang positif. Padahal pergantian tahun dari 2023 menuju 2024 semakin dekat.
Mengutip data Kementerian ESDM, rata-rata produksi minyak per 5 November baru mencapai 586.110 barel per hari (bph). Sementara pemerintah memasang target produksi lifting minyak dalam APBN 2023 di level 660 ribu bph.
(pgr/pgr)