Ekspor-Impor RI Turun, Ekonomi Auto Melambat!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Senin, 06/11/2023 11:41 WIB
Foto: Amalia Adininggar Widyasanti dalam rilis BPS, Senin (6/11/2023). (CNBC Indonesia/Arrijal Rachman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penurunan harga komoditas global memberikan pengaruh pada kinerja ekonomi Indonesia. Kondisi ini menekan pertumbuhan ekonomi Tanah Air dari sisi perdagangan pada kuartal III-2023.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pertumbuhan ekonomi berada di bawah 5% atau 4,94% secara tahunan pada kuartal III-2023, angka ini lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya 5,17% (yoy). Pelemahan ini tercermin dari kinerja perdagangan Indonesia.

Plt Kepala BPS Amalia Adiningrat Widyasanti mengatakan baik ekspor dan impor mengalami kontraksi pada kuartal III-2023. Dari catatan BPS, kontraksi ekspor kontraksi 4,26% dan impor juga kontraksi 6,18%.

"Ekspor kontraksi pada ekspor barang nonmigas seperti bahan bakar mineral lemak dan minyak hewan nabati dan mesin peralatan listrik dan ekspor barang migas, a.l. gas alam dan hasil minyak," ungkap Amalia, dalam paparan rilis resmi BPS, Senin (6/11/2023).


Amalia mengungkapkan harga batu bara mengalami penurunan 5,25% dan CPO 6,29% secara tahunan (yoy). Sementara itu, BPS juga mencatat penurunan ekspor batu bara sepanjang kuartal III-2023 sebesar 47,32% (yoy) dan ekspor CPO sebesar 27,15% (yoy).

Kendati kinerja ekspor dan harga komoditas mengalami penurunan, Amalia menegaskan bahwa kinerja neraca perdagangan Indonesia tetap baik. Buktinya, neraca perdagangan Indonesia sukses mencetak surplus sebanyak 41 bulan beruntun. Meskipun, surplus pada kuartal III-2023 lebih rendah dibandingkan oleh periode yang sama tahun lalu.

Foto: Amalia Adininggar Widyasanti dalam rilis BPS, Senin (6/11/2023). (Tangkapan layar BPS Statsik)
Amalia Adininggar Widyasanti dalam rilis BPS, Senin (6/11/2023). (Tangkapan layar BPS Statsik)

(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Surplus Neraca Dagang RI April 2025 Susut, Tersisa USD 150 Juta