
Bos Juragan Sawit 'Ramal' Harga CPO Meroket Tahun 2024

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Edi Martono mewanti-wanti kenaikan harga CPO (minyak sawit mentah/ crude palm oil) tahun depan.
Hal ini disebabkan oleh turunnya produksi kelapa sawit Indonesia akibat adanya El Nino.
"El Nino yang kita alami tahun ini akan mempengaruhi produksi untuk tahun ini," tegas Edi dalam pembukaan IPOC 2023 di Nusa Dua, Bali, Kamis (2/10/2023).
Penurunan ini telah tampak dari produksi hingga pertengahan tahun ini. Produksi minyak sawit hanya mencapai 36,3 juta ton per Agustus 2023. Dari volume tersebut, ekspor produksi sawit, biodiesel dan oleochemical mencapai 23,4 juta ton.
Selain El Nino, Edi mengungkapkan progres penanaman ulang (replanting) kelapa sawit mengalami perlambatan, terutama di lahan petani kecil.
Sementara itu, permintaan akan terus meningkat seiring komitmen pemerintah untuk menerapkan B35 dan pertumbuhan konsumsi masyarakat, baik sektor makanan dan industri.
"Stok kelapa sawit Indonesia tidak diragukan akan rendah," kata Edi.
Alhasil, ini akan menaikkan harga minyak sawit tahun depan. Tahun ini, harga minyak sawit turun drastis di pasar.
Menurut Edi, kondisi ini dipengaruhi oleh melemahnya daya beli akibat pelemahan ekonomi di beberapa negara dan berlimpahnya stok di negara-negara produsen.
Adapun dari Indonesia, ekspor minyak sawit Indonesia pada Agustus lalu mencapai 2,07 juta metrik ton, turun 55% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, berdasarkan data dari GAPKI.
Sedangkan produksi minyak sawit mentah turun (crude palm oil/ CPO) menjadi 3,86 juta ton pada Agustus, dari sebelumnya sebesar 4,36 juta ton pada Juli. Namun, stok domestik pada akhir Agustus sedikit meningkat menjadi 3,24 juta ton.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Sawit Bakal Full Senyum di 2024, Ini Sebabnya!