Internasional

Eropa Makin Diskriminatif, Ini Daftar Negara Paling Rasis

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Kamis, 26/10/2023 15:40 WIB
Foto: Unjuk rasa ribuan warga Jerman menentang pembatasan sosial berakhir ricuh. AP/Markus Schreiber

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Hak-Hak Fundamental Uni Eropa (FRA) menemukan bahwa angka rasisme meningkat di Eropa. Ini utamanya terjadi kepada warga berkulit hitam.

Dikutip dari Euronews, FRA menemukan orang-orang keturunan Afrika secara rutin menghadapi diskriminasi rasial, pelecehan dan kekerasan dalam semua aspek kehidupan mereka di manapun mereka tinggal. Menurut mereka, level rasisme di Benua Biru telah berada dalam tahapan yang memalukan.

"Bayangkan Anda melamar pekerjaan tetapi tidak pernah mendapat tanggapan. Bayangkan Anda mencari rumah untuk keluarga Anda tetapi tidak pernah berhasil. Bayangkan Anda mengalami pelecehan atau kekerasan yang membuat Anda sangat trauma," tulis direktur FRA Michael O'Flaherty dalam laporannya, Kamis (26/10/2023).


"Ini adalah kenyataan yang dialami banyak orang di UE saat ini, hanya karena warna kulit mereka."

FRA menemukan bahwa pengalaman rasisme telah meningkat di sebagian besar negara Eropa antara tahun 2016 hingga 2022. FRA menambahkan bahwa banyak rasisme yang tidak terlihat dan tidak terdeteksi.

Sekitar 6.750 orang kulit hitam disurvei di 13 negara anggota, termasuk Austria, Belgia, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Irlandia, Italia, Luksemburg, Polandia, Portugal, Spanyol dan Swedia.

Austria dan Jerman mengalami kenaikan terbesar, masing-masing melonjak dari 42% menjadi 64% dan 33% menjadi 64%. Di Jerman, rasisme meningkat hampir dua kali lipat.

Ini terjadi tatkala partai-partai sayap kanan melonjak dalam pemilu dan mengkampanyekan hal-hal berbau rasisme di seluruh blok tersebut. Sekitar dua pertiga warga kulit hitam di Austria (67%) dan Jerman (65%) mengatakan mereka menghadapi diskriminasi dalam 12 bulan terakhir.

Sementara itu, Portugal dan Polandia adalah negara yang paling sedikit rasisnya, dengan 17% dan 19% responden mengalami diskriminasi berdasarkan ras atau etnis mereka.

"Mari kita katakan sekali lagi: rasisme tidak mempunyai tempat di Eropa. Menghadapi skala rasisme yang sebenarnya adalah hal yang mengejutkan dan memalukan. Temuan-temuan ini harus menjadi seruan untuk mengambil tindakan terhadap kesetaraan dan inklusi bagi orang-orang keturunan Afrika," tutur O'Flaherty.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video:Menteri UMKM Datangi KPK, Klarifikasi Surat Dinas Istri ke Eropa