
Ngeri! Neo-Nazisme Tengah Merebak di Australia

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala negara bagian New South Wales Chris Minns mengecam unjuk rasa neo-Nazi di ibu kota negara bagian Sydney sebagai sesuatu yang "mengerikan". Pernyataan ini muncul sehari setelah Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan neo-Nazisme sedang meningkat di negara tersebut.
Polisi pada hari Minggu (28/1/2024), mengatakan sekitar 30 pria berkumpul di sebuah taman di utara kota dan diberikan perintah untuk mencegah mereka memasuki wilayah lain di Sydney, sebelum mereka bubar, tanpa ada penangkapan.
"Polisi menghadapi langsung para rasis yang menjengkelkan dan mengerikan ini di jalan-jalan New South Wales," ungkap Chris Minns kepada wartawan di Sydney, mengutip Reuters dan CNA.
Dia dengan jelas menggambarkan peristiwa tersebut sebagai "demonstrasi neo-Nazi". Peristiwa ni terjadi sehari setelah warga Albania mengutuk aktivitas domestik neo-Nazi menyusul penangkapan enam anggota kelompok berpakaian hitam di Sydney pada hari Jumat lalu, tepat pada hari nasional negara itu. Penangkapan ini terjadi di tengah unjuk rasa untuk mendukung masyarakat Pribumi.
Perdana Menteri Albanese mengatakan Australia telah menyaksikan peningkatan neo-Nazisme, yang dikutuk "oleh semua orang baik".
Bulan ini, undang-undang baru yang melarang salam hormat ala Nazi dan menampilkan atau menjual simbol-simbol yang terkait dengan kelompok teror mulai berlaku di Australia sebagai tanggapan terhadap lebih banyak insiden antisemitisme setelah perang Israel-Gaza.
Pada saat itu, pemerintahan Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah mengatakan undang-undang tersebut mengirimkan pesan yang jelas bahwa tidak ada tempat di Australia bagi mereka yang mengagung-agungkan Holocaust atau aksi teroris.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]