Sri Mulyani Happy, Surat Utang RI Masih Diburu Asing Rp110 T
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan mencatat efek suku bunga global yang meningkat menghantam pasar keuangan global. Namun, di tengah risiko ini, nasib pasar keuangan Indonesia terbilang cukup baik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tekanan di sektor keuangan terjadi akibat kenaikan suku bunga AS yang cepat dan tinggi. Hal memicu capital outflow di banyak negara dunia.
"Untuk Indonesia relatif baik...capital inflow ini arus uang masuk ke Indonesia untuk membeli surat berharga kita melonjak cukup tinggi. Sampai Agustus lalu, Rp 110 triliun. Capital inflow ini untuk beli SBN kita," tegas Sri Mulyani dalam paparan APBN Kita edisi Oktober 2023, Rabu (25/10/2023).
Menurut Sri Mulyani, sentimen Jerome Powell, Ketua The Fed, yang mengatakan akan menjaga suku bunga tinggi menimbulkan sentimen. Sentimen ini mempengaruhi capital inflow ke pasar keuangan Indonesia, termasuk SBN. Capital inflow atau arus modal masuk ke Tanah Air tercatat turun Rp 43,6 triliun. Secara rinci, arus modal masuk ke SBN mencapai Rp 50,51 triliun, sementara pasar modal mengalami outflow sepanjang September hingga Oktober ini.
"Dengan capital outflow yang cukup terjadi September-Oktober ini maka kita lihat pergerakan nilai tukar rupiah kita. Sebetulnya rupiah kita dalam posisi yang relatif baik," ungkap Sri Mulyani.
Depresiasi rupiah secara tahun kalender mencapai 0,7% (year to date/ytd). Dengan demikian, dia yakin penyebab depresiasi rupiah bukan karena fundamental rupiahnya, tapi dolarnya yang menguat.
"Ini menggambarkan secara relatif dolar menguat maka mata uang banyak yang melemah di banding USD," ujarnya.
(haa/haa)