Analisis Teknikal

Rupiah Menguat Akibat Jokowi Effect, Hari Ini Bakal Lanjut?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
25 October 2023 08:17
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah terpantau mulai menguat dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pasca Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Ke Istana Negara.

Dilansir dari Refinitiv, mata uang Garuda ditutup di angka Rp15.845/US$ atau menguat 0,53% pada sepanjang perdagangan kemarin, Selasa (24/10/2023). Posisi ini telah mematahkan tren pelemahan rupiah yang terjadi selama empat hari beruntun tepatnya sejak 18 Oktober 2023.

Penguatan rupiah kemarin terjadi pasca Jokowi memanggil KSSK ke Istana Negara, guna memberikan update situasi terkini dan perkembangan ekonomi global. Hadir dalam rapat tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani didampingi oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.

Untuk diketahui, KSSK akan merilis paket kebijakan untuk merespons situasi perekonomian terkini. Terutama yang disebabkan oleh global yang memburuk dan berdampak ke ekonomi dan pasar keuangan Indonesia.

"Kita akan terus sinkronkan kebijakan moneter dan fiskal agar dalam situasi di mana pemicunya adalah negara seperti Amerika Serikat dampaknya ke ekonomi kita bisa dimitigasi dan diminimalkan. Baik terhadap nilai tukar, inflasi, maupun terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan," terang Sri Mulyani usai rapat.

Beralih pada hari ini, Rabu (25/10/2023) ada potensi rupiah bisa melanjutkan penguatan, pasalnya tidak terlalu banyak data ekonomi penting yang berpengaruh. Sebaliknya, efek kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait menaikkan suku bunga dan sejumlah stimulus yang diberikan rasanya sudah mulai di respon baik oleh pasar. 

Hal tersebut mulai dirasakan pada pasar saham kemarin yang sudah mulai menguat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (25/10/2023) ditutup menguat 0,92%, hal ini sejalan dengan ekspektasi pasar yang mengharapkan inflow lantaran musim penerbitan laporan keuangan kuartal III-2023 sudah dimulai. 

Teknikal Rupiah 

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah terpantau mulai menguat terhadap dolar AS ditandai dengan harga yang sudah berhasil menembus ke bawah beberapa garis rata-rata selama 20 jam dan 50 jam (Moving Average/MA 20 dan MA50). Penutupan kemarin juga menunjukkan rupiah yang semakin menghindari level Rp15.900/US$. 

Kini area penguatan terdekat yang potensi diuji ada di posisi Rp15.820/US$, nilai ini berdekatan dengan garis rata-rata selama 100 jam (MA100), ini bisa jadikan sebagai target terdekat penguatan rupiah. Kendati demikian, karena tren besar rupiah masih melemah, pelaku pasar tetap perlu mencermati jika masih ada pembalikan arah melemah, terdekat bisa ke level psikologis Rp15.900/US$ lagi. 

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected] 

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waswas Tekanan Eksternal. Mampukah Rupiah Menguat Hari Ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular