BMKG Beberkan 3 Biang Kerok Utama Cuaca di RI Panas Mendidih
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati mengungkapkan penyebab utama cuaca di sejumlah wilayah di Indonesia semakin panas menyengat akhir-akhir ini. Menurutnya, ada 3 faktor utama penyebab cuaca panas di Indonesia semakin tinggi.
Di sisi lain, Dwikorita memastikan, meski cuaca panas menyengat, Indonesia tidak mengalami gelombang panas seperti di wilayah lain. Hal itu karena Indonesia adalah negara kepulauan dan memiliki perairan yang luas.
Keberadaan lautan di kepulauan Indonesia itu, jelasnya, berfungsi sebagai pendingin sehingga Indonesia tak sampai mengalami kenaikan suhu rata-rata sampai atau lebih 5 derajat Celcius selama 5 hari berturut-turut.
"Apa penyebab suhu tinggi di Indonesia? Ada tiga penyebab. Pertama, karena adanya anomali iklim El Nino yang dipengaruhi suhu muka permukaan laut pasifik di ekuator bagian timur yang berakibat pada minimnya pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia," jelasnya dalam Nation Hub CNBC Indonesia, dikutip Jumat 13/10/2023).
"Kedua, akibat adanya anomali iklim di Indian Ocean Dipole (IOD) positif di wilayah Samudera Hindia di ekuator bagian barat. Ini juga menyebabkan minimnya pembentukan awan hujan di Indonesia," tambah Dwikorita.
Akibat minimnya pembentukan awan hujan tersebut, terang dia, penyinaran matahari di wilayah Indonesia di selatan ekuator langsung ke bumi tanpa ada tameng pelindung berupa awan hujan.
"Akibatnya, penyinaran itu lebih intensitas penyinaran matahari lebih kuat," ujarnya.
"Dan, karena efek gerak semu matahari di bulan September-Oktober ini, menyebabkan wilayah di selatan ekuator, Jawa, juga Nusa Tenggara mengalami penyinaran matahari yang lebih intens," imbuhnya.
Penyebab ketiga, lanjut Dwikorita, cuaca panas menyengat kali ini dipengaruhi angin dari Australia yang lebih kering. Menyebabkan musim kemarau kali ini lebih menyengat.
"Angin dari Australia ini kering, mengakibatkan kelembaban semakin rendah. Jadi, sudah panasnya meningkat, kelembaban rendah, jadi terasa semakin menyengat," katanya.
Dia menjabarkan, wilayah Indonesia yang mengalami panas tertinggi saat ini adalah Kota Semarang dan Kertajati, Majalengka.
"Pantauan stasiun klimatologi pada 6 Oktober 2023, suhu maksimum harian di Semarang mencapai 38,6 derajat Celcius, dan pada 7 Oktober di Kertajati mencapai 38,8 derajat Celcius," katanya.
"El Nino saat ini ada di level moderat dan diprediksi berlanjut sampai Januari-Februari tahun depan, dan melemah hingga Maret. Sehingga El Nino masih berlangsung sampai akhir Maret, Insya Allah berakhir di April," pungkas Dwikorita.
(dce/dce)