Ada Perang Israel-Hamas, Waspada Impor Migas Naik Gila-gilaan

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
11 October 2023 17:15
Foto : REUTERS/Lucas Jackson/
Foto: REUTERS/Lucas Jackson/

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah perlu mewaspadai melonjaknya impor minyak dan gas bumi (migas) dalam waktu dekat ini. Hal tersebut menyusul perang yang terjadi antara kelompok Hamas Palestina dengan Israel yang semakin memanas.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, nilai impor migas dapat naik signifikan karena dua faktor utama. Salah satunya disebabkan kenaikan harga minyak mentah akibat kekhawatiran gangguan pasokan karena berlanjutnya konflik.

"Impor migas bisa naik signifikan karena dua faktor utama. Pertama, harga minyak mentah masih terpantau rally di kisaran US$ 86 per barel akibat kekhawatiran gangguan pasokan saat berlanjutnya konflik. Imbasnya, biaya impor migas makin mahal," kata Bhima kepada CNBC Indonesia, Rabu (11/10/2023).

Selain hal tersebut, melonjaknya nilai impor migas juga disebabkan oleh faktor lainnya. Misalnya, pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Pelemahan kurs rupiah perlu menjadi perhatian karena faktor kunci dari kenaikan beban impor migas. Defisit migas pada 2023 full year diperkirakan mencapai US$ 23-24 miliar atau hampir sama dengan defisit migas tahun lalu," paparnya.

Seperti diketahui, harga minyak mentah dunia dibuka bervariasi pada perdagangan Rabu (11/10/2023) karena kekhawatiran konflik berkelanjutan Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas.

Hari ini harga minyak mentah WTI dibuka melemah tipis 0,01% di posisi US$ 85,96 per barel, sementara dengan minyak mentah Brent dibuka menguat 0,08% ke posisi US$ 87,72 per barel.

Pada perdagangan Selasa (10/10/2023), minyak WTI ditutup terkoreksi 0,47% ke posisi US$ 85,97 per barel, begitu juga dengan harga minyak brent ditutup lemas 0,57% ke posisi US$ 87,65 per barel.

Harga minyak berakhir pada hari Selasa memantul dari posisi terendah meski tetap ditutup pada posisi melemah. Pergerakan harga minyak masih diselimuti kekhawatiran mengenai potensi gangguan pasokan akibat pertempuran antara Israel dan kelompok Hamas, meskipun para pedagang tetap waspada.

"Saat ini, hal ini lebih seperti permainan pingpong yang penuh rasa takut, tidak takut dibandingkan perdagangan berdasarkan fundamental," ucap Phil Flynn, analis di Price Futures Group.

Brent dan WTI telah melonjak lebih dari US$ 3,50 pada hari Senin karena bentrokan militer menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik tersebut dapat menyebar ke luar Gaza.

"Ada sedikit aksi taking profit dari kenaikan tajam kemarin," ucap John Kilduff, partner di Again Capital LLC.

Meskipun produksi minyak mentah Israel sangat sedikit, pasar khawatir jika konflik meningkat maka hal itu akan merugikan pasokan Timur Tengah dan memperburuk defisit yang diperkirakan akan terjadi hingga sisa tahun ini.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alamak! Impor Minyak RI Tembus Rp 300 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular