Perang Rusia-Ukraina

Dukungan NATO Kendur, Ukraina Jadi 'Israel di Eropa'

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
04 October 2023 14:00
President of Ukraine Volodymyr Zelenskiy thanks Americans for their support of Ukraine in the war with Russia, alongside his wife Olena Zelenska, during a speech at the National Archives in Washington, U.S., September 21, 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Foto: REUTERS/EVELYN HOCKSTEIN

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina masih terus berjuang untuk mengusir pasukan Rusia yang duduk di wilayah Timurnya. Hal ini terjadi meski dukungan dari aliansi pertahanan NATO disebut-sebut melemah.

Pekan lalu, para pemimpin Ukraina berkumpul dengan ratusan pejabat industri pertahanan dan pembuat kebijakan dari negara-negara sekutu. Dalam kesempatan itu, Kyiv membuka pintunya untuk para perusahaan itu dalam memproduksi senjata bagi Ukraina di negara yang sedang berperang itu.

Mengawali acara, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada hadirin bahwa kesepakatan produksi bersama "sudah dinegosiasikan dengan mitra kami" dan bahwa ia telah menyiapkan pendanaan dalam anggaran nasional untuk membantu membiayai kolaborasi tersebut.

"Ini adalah masalah kelangsungan hidup," kata Pavel Verkhniatskyi, Managing Partner di COSA Intelligence Solutions di Kyiv dikutip Politico, Rabu (4/10/2023).

Ukraina telah lama menjadi raksasa industri, memproduksi mesin-mesin berat dan mesin untuk kapal angkatan laut Rusia dan helikopter militer, serta kendaraan lapis baja, pesawat terbang, dan senjata ringan. Banyak dari fasilitas produksi tersebut rusak akibat perang.

Namun, para pejabat Ukraina masih mencari komitmen dari perusahaan-perusahaan pertahanan Barat yang bersedia mereka investasikan dan bangun di Ukraina bahkan sebelum pertempuran berhenti.

Dua kontraktor pertahanan Eropa telah mengatakan bahwa mereka ikut serta. Rheinmetall, raksasa senjata Jerman, mengatakan akan bekerja sama dengan perusahaan senjata negara Ukraina, Ukroboronprom, untuk membangun tank dan kendaraan lapis baja. BAE yang berbasis di Inggris juga mengumumkan pembukaan kantor di Kyiv dan berencana membuat senjata 105mm di Ukraina.

Prancis adalah salah satu negara yang mendukung gagasan produksi bersama. Sekitar 20 pemimpin bisnis Prancis menemani menteri angkatan bersenjata, Sébastien Lecornu, ke Kyiv, bergabung dengan perwakilan lebih dari 250 perusahaan yang tersebar di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Asia.

Republik Ceko juga membanjiri acara tersebut dengan delegasi dalam jumlah besar. Ini mencerminkan pendekatan menyeluruh negara tersebut dalam membantu Kyiv memukul mundur serangan Rusia.

"Kita harus menjadi Israel di Eropa, mandiri namun dengan bantuan dari negara lain," kata Daniel Vajdich, presiden Yorktown Solutions, yang melakukan advokasi atas nama Israel.

"Upaya tersebut akan bergantung pada kesepakatan produksi bersama yang pada awalnya akan mengembangkan kemampuan di kawasan dan kemudian di dalam negeri jika memungkinkan."

Dukungan dan langkah ini sendiri dilakukan setelah sokongan dari aliansi NATO melemah. Pada hari Sabtu, Kongres AS meloloskan rancangan undang-undang belanja jangka pendek selama 45 hari, tanpa memasukan pendanaan tambahan untuk Ukraina.

Presiden Joe Biden, seorang pendukung setia Ukraina, meminta US$ 300 juta untuk menambah senjata bagi Kyiv dan untuk melatih tentaranya. Namun dana tersebut tidak dimasukkan dalam rancangan undang-undang tersebut, karena bantuan untuk Kyiv telah dipandang kaum konservatif di DPR seharusnya dibelanjakan untuk kepentingan di dalam negeri.

Paket belanja tersebut telah menimbulkan pertanyaan mengenai masa depan dukungan AS terhadap Ukraina, karena jajak pendapat sepanjang tahun ini juga menunjukkan menurunnya dukungan terhadap bantuan Ukraina. AS telah menjadi salah satu sekutu terkuat Ukraina, dan Biden mengetuk transfer miliaran dolar ke Kyiv.

Sementara itu, Ukraina juga menerima kabar buruk pada hari Minggu dari Slovakia setelah Robert Fico, pemimpin partai populis Smer-SD di negara itu, memimpin partainya meraih kemenangan dalam pemilihan parlemen di Bratislava.

Slovakia berbagi perbatasan Timurnya dengan Ukraina dan menyediakan jet tempur MiG-29 era Soviet di tengah serangan Rusia. Fico, bagaimanapun, berjanji untuk menghentikan bantuan militer dari Slovakia, dengan mengatakan dia hanya akan mendukung paket bantuan kemanusiaan.

Di sisi lain, survei Eurobarometer pada bulan Agustus menemukan penurunan jumlah warga Eropa yang mendukung bantuan Ukraina.

Survei tersebut menemukan bahwa 24% warga Uni Eropa mengatakan mereka "sepenuhnya setuju" dengan "pembiayaan pembelian dan pasokan peralatan militer dan pelatihan ke Ukraina," dibandingkan dengan 33% pada bulan April 2022.

Selain itu, jumlah dukungan terhadap pemberian dana militer kepada Ukraina turun dari 67% menjadi 48% pada periode yang sama, dan persentase mereka yang menentang bantuan meningkat dari 26% menjadi 34%.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NATO Buat Kejutan di Pintu Gerbang Rusia, Ini Reaksi Putin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular