El Nino Bawa Petaka, Produksi Beras Bisa Anjlok 1,2 Ton

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
03 October 2023 20:05
Dorektur Utama Food Station Cipinang Arif Prasetyo Adi menyerahkan beras secara simbolis kepada Kasatgas Pangan Polri Kombes Pol Nico Afinta di acara Peluncuran Operasi Pasar di Pasar Induk Beras, Jakarta Timur, Kamis (22/11). Bulog menyerahkan  100 ton beras yang akan dikirim ke pasar-pasar dengan melepas harga Rp 8500 untuk pasar Induk Cipinang dan pasar turunan lain di jual seharga Rp 9000. Harga untuk menjaga stabilitas harga pangan jelang perayaan hari natal dan tahun baru. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Beras Bulog (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi mengungkapkan dampak El Nino memberikan pengaruh negatif terhadap produksi tanaman pangan. Khusus beras, setidaknya produksi bakal turun hingga 1,2 juta ton.

"Ini yang sementara bisa kita identifikasi kurang lebih 1,2 juta ton," kata Harvick usai Rapat Terbatas terkait Mitigasi Dampak Fenomena El Nino, di Istana Kepresidenan, Selasa (3/10/2023).

Harvic menjelaskan hal itu belum berdampak serius, karena mengacu dari angka produksi beras RI kemungkinan pada tahun ini mencapai 30 juta ton.

Untuk itu, pemerintah tengah menyiapkan langkah strategis seperti penyiapan cadangan beras pemerintah melalui impor.

"Sesuai dengan arahan presiden, adapun penurunan produksi beras coba kita atasi sementara ini dengan melakukan kegiatan impor sebagai salah satu bentuk cadangan pangan pemerintah," kata Harvic.

Selain itu, lanjut Harvic, pemerintah juga akan membanjiri produk seperti beras untuk menekan harga beras di pasar.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan puncak El Nino bertahan sampai akhir Oktober dan menuju transisi ke musim hujan pada November.

"Namun alhamdulillah karena adanya angin monsun dari arah Asia sudah masuk mulai November jadi kita Insya Allah akan mulai turun hujan di bulan November, artinya pengaruh El Nino akan mulai tersapu oleh hujan, sehingga diharapkan kemarau kering insya allah berakhir secara bertahap, ada yg sebelum November," kata Dwikorita.

Selain itu, ia melihat selama bulan Oktober ini kondisi iklim di Indonesia pun masih kering dan mudah terbakar. Ia mewanti-wanti untuk tidak mengakibatkan nyala api di hutan karena akan sulit untuk melakukan pemadaman.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Diserang Cuaca Panas Menyengat, Bikin Gerah & Bahaya Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular