Ngeri! RI Diambang Krisis Air, Bendungan dan Sumur Dikerahkan

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
07 August 2023 11:55
Suasana kondisi Bendung Katulampa yang surut, Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/7/2023). Bendung Katulampa terus menyusut.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Suasana kondisi Bendung Katulampa yang surut, Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/7/2023). Bendung Katulampa terus menyusut. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam upaya mengantisipasi kekeringan akibat adanya musim kemarau ekstrim atau El Nino yang diprediksi hadir pada Agustus 2023 ini, sejumlah kesiapan dalam menghadapi bencana kekeringan tengah dipersiapkan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian PUPR.

Plt Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Jarot Widyoko menyebut ada dua hal yang dialokasikan Ditjen SDA, yakni pembuatan rehabilitasi dan pemeliharaan untuk sumur-sumur yang ada, lalu pengaturan bendungan-bendungan embung yang ada pintu-pintunya.

"Ada dua yang sekarang kami alokasikan adalah pembuatan rehabilitasi dan pemeliharaan untuk sumur-sumur yang ada, lalu pengaturan bendungan-bendungan embung yang ada pintu-pintunya," kata Jarot dalam Focus Group Discussion (FGD) Antisipasi El Nino di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Dan apabila sudah kepepet, lanjut Jarot, ada alokasi ketiga yang akan dilakukan Ditjen SDA.

"Kalau sudah kepepet tidak ada CAT-nya, air juga sudah kering, kami koordinasi dengan teman-teman Cipta Karya dan pemerintah provinsi dan daerah (untuk) mengedrop air dengan tangki-tangki air," ujarnya.

Jarot mengatakan, ada sejumlah persiapan yang tengah dilakukan Ditjen SDA dalam menghadapi musim kemarau. Ditjen SDA telah mempersiapkan sebanyak 223 bendungan, dengan total volume 6,73 miliar m3, sedangkan volume pemanfaatan 4,37 miliar m3.

Petani memanen padi lebih awal di Kecamatan Pakuhaji, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat, (4/8/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Petani memanen padi lebih awal di Kecamatan Pakuhaji, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat, (4/8/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Petani memanen padi lebih awal di Kecamatan Pakuhaji, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat, (4/8/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

"Jadi yang bendungan ada 223, lalu Bendungan total volumenya ada 6,73 miliar, sedangkan yang bisa dimanfaatkan 4,37 miliar m3, dan ini makin lama makin mengering, makin mengecil," jelasnya.

Untuk itu, Jarot mengharapkan agar terus dilakukan koordinasi yang sangat erat untuk meminimalisir pemanfaatan air.

"Kalau misalnya diprioritaskan adalah untuk air minum, irigasi dengan air minum duluan mana yang harus kita prioritaskan? Jelas adalah air minum. Jadi di sini Bapak/Ibu di tingkat lapangan harus bisa memutuskan lebih baik prioritaskan, lebih baik tidak makan daripada tidak minum," ujarnya.

Kemudian, Jarot mengatakan, Ditjen SDA juga telah memiliki situ sebanyak 332, dengan volume yang bisa digunakan 48,02 juta m3.

"Bisa gak disitu dipakai semua? Tidak bisa, karena ada yang tidak pakai pintu. Tetapi kalau sudah pakai pintu, airnya tidak mengalir, kami ambil pakai mobile pump untuk diambil airnya, karena ada juga ini namanya adalah cadangan-cadangan yang ada, tetapi pada saat elevasi tertentu tidak bisa mengalir sendiri. Kita pakai ambil dengan mobile pump," tuturnya.

Lalu selanjutnya ada embung, sebanyak 3.464 embung, dengan volume yang bisa dimanfaatkan 170,56 juta m3. Kemudian danau, ada 114 danau di seluruh Indonesia ini yang bisa dimanfaatkan adalah 17,47 miliar m3. Ditjen SDA juga sudah memiliki sumur bor sebanyak 8.213 sumur bor, dengan total kapasitas 72,02 m3 per detik.

Sementara untuk mobilisasi atau kesiapan alat berat, Jarot mengatakan pihaknya telah mempersiapkan sebanyak 297 plus 17 unit mobil tangki, 172 unit excavator standar, 102 amphibious excavator, 42 unit mobile pump, 26 unit alat bor, 17 unit truck trailer, 132 unit dump truck, 5 unit mobil pick up, dan 146 unit mesin pompa.

"Lalu untuk mobilisasi ini ada mobil tangki totalnya 297 unit mobil tangki, lalu juga ada excavator, ada amphibious excavator. Tetapi yang paling penting adalah mesin pompa, mobil tangki dan dump truck. Karena ada juga teman-teman yang mobil tangkinya habis, kita mencari tangki dimasukkan di dump truck," pungkasnya.


(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini 10 Negara Dengan Suhu Paling 'Mendidih' di Dunia, Ada RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular