Kuat Hadapi El Nino, Inflasi RI Kalahkan Korsel-AS

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
03 October 2023 19:50
Seorang petani mengamati padi yang mengalami kekeringan di Desa Kramat, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu, (9/8/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Seorang petani mengamati padi yang mengalami kekeringan di Desa Kramat, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu, (9/8/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja pengendalian inflasi di Indonesia per September 2023 lebih baik dibanding sejumlah negara. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan itu inflasi secara tahunan 2,28% yoy, turun dari level Agustus 2023 sebesar 3,27%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, realisasi inflasi itu merupakan yang terendah sejak Februari 2022. Tingkat inflasi ini pun menurutnya terjaga meski tingginya kekhawatiran terhadap kenaikan harga komoditas pangan dan energi global.

"Inflasi Indonesia relatif terkendali di tengah gejolak harga sejumlah komoditas pangan dan energi global serta adanya ancamanĀ  El Nino," kata Airlangga melalui siaran pers, Selasa (3/10/2023).

Berdasarkan catatannya, tingkat inflasi September juga lebih baik dibandingkan realisasi inflasi sejumlah negara seperti Jepang sebesar 3,2% yoy, Korea Selatan 3,4% yoy, Vietnam 3,66% yoy, Amerika Serikat 3,7% yoy, Eropa 4,3% yoy, Jerman 4,5% yoy, Brazil 4,61% yoy, Rusia 5,2% yoy, Inggris 6,7% yoy, India 6,83% yoy, Turki 58,94% yoy, dan Argentina 124% yoy.

Airlangga menjelaskan, terkendalinya inflasi September 2023 di bawah target pemerintah dan BI sebesar 3% plus minus 1% dipengaruhi oleh terkendalinya pergerakan seluruh komponen inflasi.

Dia mencontohkan, di tengah tantangan kenaikan harga beras, inflasi harga pangan bergejolak atau volitile food masih terkendali di level 3,62% yoy dan sesuai dengan rentang sasarannya yang disepakati dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) pada 20 Februari 2023 kisaran 3% sampai 5% yoy.

Demi menjaga pergerakan komponen inflasi ini, dia memastikan pemerintah akan terus berupaya menjaga ketersediaan pasokan pangan di antaranya melalui penguatan cadangan pangan pemerintah khususnya beras.

Penyaluran beras medium melalui program operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) terus dilaksanakan. Selain itu, dalam rangka menjaga daya beli masyarakat miskin dan rentan, bantuan pangan beras kembali disalurkan kepada 21,3 juta KPM. Realisasi sampai dengan 1 Oktober 2023 yakni sebesar 98,37% dari total alokasi September.

Adapun untuk inflasi komponen harga yang diatur pemerintah atau administered prices sebesar 1,99% yoy. Dipengaruhi hilangnya base year effect pada September 2022 yang mengalami peningkatan signifikan akibat penyesuaian harga BBM.

Sementara itu, untuk komponen inti mengalami inflasi sebesar 2,00% yoy. Tingkat inflasi inti itu Airlangga tegaskan masih terjaga dalam rentang target yaitu 3% plus minus 1% yang mengindikasikan daya beli masyarakat masih baik.

"Berdasarkan catatan Trading Economics, realisasi inflasi inti Indonesia merupakan salah satu yang terendah yaitu berada di peringkat 7 dari 83 negara," ucapnya.

Dalam rangka menjaga tren inflasi ini, Airlangga memastikan, pemerintah akan terus mewaspadai dan memonitor fenomena-fenomena domestik maupun global yang dapat berdampak terhadap inflasi.

"Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi saat ini, komitmen dan sinergi bersama seluruh pihak baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia akan terus diperkuat guna menjaga inflasi tetap stabil dan terkendali," tutur Airlangga.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menko Airlangga Sebut Kemiskinan Ekstrem Hilang Tahun Depan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular