Bayan Optimistis Tren Harga Batu Bara Masih Positif
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mengungkapkan tren harga batu bara dunia masih akan terus menunjukkan tren positif di tengah lonjakan harga batu bara yang terjadi sekarang khususnya harga batu bara ICE Newcastle kontrak Oktober ditutup di posisi US$ 160,4 per ton pada perdagangan Kamis (21/9/2023).
Direktur BYAN, Alexander Ery Wibowo mengatakan, harga batu bara akan terdorong pertumbuhan ekonomi China dan India sebagai negara dengan konsumsi batu bara tertinggi di dunia.
"Harga batubara utamanya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi di China dan India. Maka saya pikir tren positif ke depan harga batubara tetap baik bagi industri di batubara," jelas Alexander kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, dikutip Jumat (22/9/2023).
Tingginya harga batu bara yang terjadi belakangan sejatinya imbas dari tingginya permintaan dan produksi batu bara China. Terlebih lagi, China juga melakukan pembatasan beberapa tambang batu bara terkait dengan isu keamanan. "Sehingga peningkatan produksi di China sendiri tidak tumbuh pesat dibandingkan dengan peningkatan permintaan," paparnya.
Selain itu, untuk faktor permintaan akan batu bara di China dikarenakan adanya peningkatan industrial output kurang lebih 4,5% di China. Kabar terbaru dari batu bara China terkait dengan adanya pembangunan pembangkit listrik batu bara yang memiliki kapasitas dua pertiga listrik dunia.
Beralih ke Negara Asia lainnya, India sebagai pengguna batu bara terbesar kedua konsisten mengalami peningkatan penggunaan batu bara setiap tahunnya. India menambah 25-30 Giga Watt (GW) pembangkit listrik termal selain 49 GW unit berbasis batu bara yang sedang dibangun.
Selain itu, sentimen tingginya permintaan menjelang berbagai festival pada September turut mempengaruhi permintaan tinggi India. Peningkatan permintaan batu bara Asia juga terlihat dari pengekspor batu bara terbesar dunia.
CoalMint mencatat batu bara Indonesia mengalami lonjakan permintaan, di tengah keterbatasan kargo kapal.
Tingginya permintaan tentunya akan meningkatkan produksi dan penjualan dari Indonesia. Mengutip MODI Kementerian ESDM sampai pada hari ini (19/9/2023), produksi batu bara Indonesia sudah menembus 529,05 juta ton atau 76,18% dari target produksi batu bara tahun ini yang mencapai 694,5 juta ton.
Adapun penjualan batu bara dari Indonesia sudah menembus 434,37 juta ton atau mencapai 62,54% dari target penjualan pada 2023 ini.
(pgr/pgr)