Bentrok di Pulau Rempang

Intip Hunian Sementara Buat Warga Rempang yang Direlokasi

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
18 September 2023 16:15
Masyasrakat Melayu protes aksi penggusuran di Pulau Rempang, Batam. (Alamuddin Hamapu/detikSumut)
Foto: Masyasrakat Melayu protes aksi penggusuran di Pulau Rempang, Batam. (Alamuddin Hamapu/detikSumut)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengusahaan Batam atau BP Batam telah merampungkan sejumlah hunian sementara bagi masyarakat Pulau Rempang yang harus relokasi akibat terdampak pembangunan Rempang Eco Park. Hunian sementara itu terletak di Bida 3 Sambau, Batam.

Sebagaimana diketahui Rempang Eco City akan menjadi lokasi pabrik produsen kaca China, Xinyi Glass Holdings Ltd. Perusahaan itu telah berkomitmen membangun pabrik pengolahan pasir kuarsa senilai US$11,5 miliar dan menjadikannya sebagai pabrik kaca kedua terbesar dunia setelah di China.



Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol Ariastuty Sirait mengatakan, sebanyak 63 unit rumah tapak berada di Bida 3 Sambau dengan tipe 45 m2. Rumah tersebut dilengkapi jaringan air bersih, listrik, sanitasi, taman dan prasarana dasar pendukung lainnya.

"Rumah di Bida 3 Sambau, terdapat dua kamar tidur berukuran 3×3 meter, kamar mandi ukuran 1,5×1,5 meter, ruang keluarga ukuran 7×3 meter dan full keramik. Setiap rumah juga ada halaman depan dan belakang," ucap Ariastuty dikutip dari siaran pers, Senin (18/9/2023).

Ariastuty mengatakan, lokasi hunian sementara bagi warga rempang itu juga telah didukung dengan akses jalan yang sangat baik. Dengan begitu, masyarakat rempang yang terdampak relokasi akan mudah beraktivitas, termasuk masyarakat yang telah lanjut usia.

"Sesuai arahan dari Bapak Kepala BP Batam, rumah tapak ini diperuntukkan bagi pendaftar pertama terlebih bagi warga yang sudah lanjut usia," ujarnya.



Selain di Bida 3 Sambau, ada 43 unit siap huni lainnya juga disiapkan untuk masyarakat di lokasi lain. Bagi yang diarahkan untuk masuk ke hunian sementara rusun, pemerintah menyiapkan Rusun BP Batam, Rusun Pemko Batam dan Rusun Jamsostek untuk ditempati.

Ia menjelaskan, bagi masyarakat yang menempati rusun nantinya bisa memperoleh berbagai fasilitas, termasuk tipe studio kamar. Sebab, di dalam kamar ini, fasilitas disediakan di antaranya 2 tempat tidur, lemari pakaian, bantal, kasur, kamar mandi dalam, kipas angin, dapur, gorden, meja dan kursi.

Sedangkan di luar kamar, tersedia tempat ibadah, pengamanan 24 jam, sarana olah raga, tempat cuci tangan, area komersial atau minimarket, dan tempat parkir.

Hingga 15 September 2023, Ariastuty mengatakan, berdasarkan laporan dari tim di lapangan sebanyak 110 KK telah mendaftar dan siap dipindahkan. Secara akumulasi, ada 901 unit hunian sementara yang tengah disiapkan pemerintah baik rumah tapak, rusun, maupun ruko.

Selain hunian tetap, BP Batam juga menjanjikan kepada setiap orang dalam satu keluarga yang terdampak relokasi mendapatkan biaya hidup yang sebelumnya sebesar Rp 1.034.636 per orang, menjadi Rp 1.200.000 per orang dalam satu KK. Biaya hidup per orang tersebut termasuk biaya air, listrik, dan kebutuhan lainnya.



Selain biaya hidup, masyarakat juga akan mendapatkan biaya sewa sebesar Rp 1.200.000 per bulan, yang naik dari sebelumnya sebesar Rp 1.000.000. Bila nantinya masyarakat memilih untuk tinggal di tempat saudara atau di luar hunian yg telah disediakan, maka uang sewa ini akan diberikan kepada masyarakat tersebut, setiap bulannya.

Hunian sementara ini disiapkan untuk menunggu pembangunan hunian tetap bagi warga Rempang yang terdampak relokasi. Mereka akan memperoleh rumah type 45 senilai Rp 120 juta dengan luas tanah maksimal 500 m2. Hunian itu, berada di kawasan Dapur 3 Sijantung.

Lokasi hunian baru tersebut, akan diberi nama "Kampung Pengembangan Nelayan Maritime City". Di dalam kampung itu akan tersedia berbagai fasilitas pendidikan lengkap (SD, SMP hingga SMA), pusat layanan kesehatan, olahraga dan sosial, rumah ibadah (Masjid dan Gereja); fasilitas Tempat Pemakaman Umum yang tertata dan fasilitas Dermaga untuk kapal-kapal nelayan dan trans hub.

Pembangunan hunian baru, akan dijalankan selama 12 bulan setelah pematangan lahan. Ditargetkan, hunian tahap 1 akan selesai pada bulan Agustus 2024 mendatang. Dengan total nilai dana yang dibutuhkan mencapai Rp 1,6 triliun. Wilayah itu akan menjadi tempat bagi 700 KK masyarakat yang terdampak pembangunan Rempang Eco City di lahan seluas 2.000 ha.

"Jadi lokasi baru di Dapur 3 itu nantinya akan ada dibangun kurang lebih 2.700 rumah, dan akan dibangun sekolah sesuai dengan jumlah saudara kita di sana. SD, SMP, SMA berapa," kata Rudi dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, Jumat (15/9/2023).



Selain itu, akan dibangunkan juga rumah ibadah pengganti mereka, baik masjid maupun gereja. Seluruh akses jalan di lingkungan sendiri dan akses jalan ke Jalan Trans Barelang juga harus disiapkan, beserta pelabuhan untuk mereka bisa ke laut dan pelabuhan bongkar muat untuk kebutuhan kampung baru itu sendiri.

"Maka uang kita perhitungkan Rp 1,56 triliun untuk selesaikan semua itu, artinya kita butuh waktu maka kita minta bantuan pusat," ucap Rudi.

Rudi mengaku, sudah berkonsultasi dan meminta persetujuan Komisi VI DPR untuk mendapat dukungan dana itu dari pemerintah pusat melalui APBN. Namun, ia menganggap, anggaran yang dibutuhkan BP Batam ini belum bisa terpenuhi.

"Sehingga mungkin kami akan gunakan atau talangan dana lain dulu," ujar Rudi.

Karena dukungan dana dari pemerintah pusat belum ada hilalnya, Rudi mengatakan, akan memanfaatkan setoran uang wajib tahunan (UWT) dari pengelola 17.600 hektare wilayah Rempang, yakni PT MEG (Makmur Elok Graha). PT MEG sudah menjadi pengelola sejak 2004.

"Kalau lahan ini kita bisa berikan, kan ada kewajiban pengusaha bayar uang wajib tahunan Otorita Batam atau BP Batam. Per meternya sudah ada hitungannya, sehingga kalau kita kali 7.000-an kita bisa dapat Rp 1,4-1,5 triliun, artinya Rp 1,6 triliun kita tinggal tambah Rp 100 miliar," kata Rudi.

"Tapi lokasi yang kita mau tagih UWT nya harus clear and clean, jadi tidak boleh ada penguasaan oleh masyarakat, perusahaan, atau yang lain," tegasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Mencekam! BP Batam Blak-blakan Soal Kisruh di Rempang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular