
Harga Minyak Tembus Rekor US$94, Ini Wanti-Wanti Menteri ESDM

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mewanti-wanti warga karena harga minyak mentah dunia yang semakin melonjak hingga pada level US$ 94 per barel, tertinggi sepanjang 2023.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa pihaknya khawatir jika harga minyak mentah terus mengalami kenaikan, maka terdapat potensi bagi pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi untuk berpindah ke BBM bersubsidi, khususnya jenis bensin Pertalite (RON 90).
Hal itu terbukti pada BBM non subsidi yang mengalami kenaikan harga pada 1 September 2023 lantaran harga minyak dunia yang terus merangkak naik.
"Kemarin kan sudah lihat, yang non subsidi kan (harganya) sudah pada naik tuh. Ini juga nanti akan mendorong (konsumen) pakai yang Pertalite kan," jelasnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (15/9/2023).
Dia mengatakan pihaknya mewanti-wanti, jangan sampai terjadi perpindahan dari konsumen non-subsidi ke BBM bersubsidi. Padahal, lanjutnya, sebagian besar konsumen BBM non-subsidi berasal dari kalangan menengah ke atas.
"Kita harapkan, kita imbau supaya jangan masuk sektor subsidi. Karena juga yang berkendara kan banyak dari segmen mampu. Seharusnya bisa lah konsumsi BBM yang lebih ramah lingkungan," tandasnya.
Pada pagi hari ini, harga minyak jenis Brent dibuka menguat 0,34% ke posisi US$ 94,02 per barel. Sedangkan harga minyak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) bertambah 0,57% ke posisi US$ 90,67 per barel.
Sedangkan pada perdagangan Kamis kemarin, harga minyak Brent ditutup melonjak 1,98% di posisi US$ 93,7 per barel. Sedangkan harga minyak WTI melesat 1,85% menjadi US$ 90,16 per barel.
Harga penutupan perdagangan Kamis lalu merupakan level tertinggi tahun ini, imbas dari ekspektasi pasar atas berkurangnya pasokan yang melebihi kekhawatiran terhadap melemahnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Melonjak Tembus US$ 92, Menteri ESDM: Ngeri!
