
Potret Sakit Properti China, Ramai Proyek Apartemen Mangkrak
Shi Tieniu (39), bersama sejumlah pembeli proyek apartemen di China terpkasa harus tinggal di apartemen yang belum rampung.

Shi Tieniu (39), seorang pekerja konstruksi memesan sebuah unit dari proyek apartemen pada sebuah kota industri di provinsi Shaanxi, China barat laut, yang disebut sebagai "produk unggulan" untuk "diturunkan dari generasi ke generasi". (REUTERS/Tingshu Wang)

Kini telah berlangsung selama delapan tahun, namun proyek tersebut masih belum selesai, dan setiap malam ia harus menaiki 20 anak tangga untuk tidur di kamar yang kumuh tanpa air, pemanas, atau listrik. (REUTERS/Tingshu Wang)

“Saya hampir tidak pernah minum air, mencuci muka atau menyikat gigi,” kata Shi sejak saat pertama kali pindah pada bulan Mei lalu. (REUTERS/Tingshu Wang)

Untuk memasuki kompleks apartemen ini, warga harus melewati ladang yang ditumbuhi tanaman, melewati mesin konstruksi yang ditinggalkan hingga sebuah lubang di dinding. (REUTERS/Tingshu Wang)

“Saya ingin ini selesai secepat mungkin, sehingga orang tua saya yang lanjut usia mempunyai tempat untuk menghabiskan tahun-tahun terakhir mereka… Saya tidak punya uang sekarang, saya kehilangan harta benda keluarga saya dan yang tersisa hanyalah bangunan yang belum selesai ini.” (REUTERS/Tingshu Wang)

Shi dan beberapa pembeli apartemen yang putus asa tinggal di blok di kota Tongchuan sebagai bagian dari kampanye nasional untuk menekan pihak berwenang agar mengatasi apa yang disebut rumah “busuk” atau rumah yang belum selesai, yang menjadi hal yang umum terjadi selama kemerosotan properti selama bertahun-tahun yang menyebabkan bangkrut. (REUTERS/Tingshu Wang)

Shi membeli apartemen itu pada tahun 2015 seharga 276.000 yuan ($38.000), dua tahun setelah pengembangnya, Real Estat Qianjinfang Distrik Baru Tongchuan, memulai pembangunan di lokasi 12 blok yang luas, diiklankan sebagai kompleks kelas atas dengan "layanan tingkat CEO" . (REUTERS/Tingshu Wang)

Sejak tahun 2015, pembangunan apartemen itu berulang kali terhenti, namun pihak pengembang masih terus melakukan penjualan hingga tahun 2020, kata warga. (REUTERS/Tingshu Wang)

Pembeli telah mengorganisir banyak protes terhadap pemerintah kota sejak tahun 2019. Pejabat Tongchuan mengatakan pada tahun 2020 bahwa sebuah komite dibentuk untuk menyelesaikan masalah ini, kata pembeli, tetapi konstruksi tidak dilanjutkan. (REUTERS/Tingshu Wang)

Kini pengembang tidak dapat dihubungi untuk memberikan tanggapan terkait permasalah ini. Banyak tetangga Shi adalah pensiunan yang membeli apartemen untuk putra mereka yang belum menikah, atau buruh yang tidak mampu menyewa di tempat lain. (REUTERS/Tingshu Wang)