Bukan AS, Luhut Ungkap Penguasa Kendaraan EV Dunia

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
14 September 2023 11:45
Menteri Kordinator Bidang Maritim dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan bersama Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang meninjau kesiapan operasional KA Cepat Relasi Jakarta-Bandung di sela-sela kunjungannya ke Indonesia pada 6 September 2023. (Dok. KCIC)
Foto: Menteri Kordinator Bidang Maritim dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan bersama Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang meninjau kesiapan operasional KA Cepat Relasi Jakarta-Bandung di sela-sela kunjungannya ke Indonesia pada 6 September 2023. (Dok. KCIC)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Bindar Pandjaitan membeberkan peta penguasa kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) dunia. Ternyata, bukan Amerika Serikat (AS) yang menjadi penguasa EV dunia.

Menurut catatan Luhut, China menjadi yang terbesar dalam pengembangan EV. Dalam catatannya China, menjadi yang pertama menguasai kendaraan EV hingga 29%, kedua adalah Eropa dengan penguasaan hingga 21%. Amerika Serikat (AS) hanya 6%.

"Thailand 4%, kita (Indonesia) baru 1%. Kenapa? karena Thailand membuat aturan agar orang friendly masuk ke negaranya. Sekarang kita buat (aturan) dan sedang dikerjakan," terang Menko Luhut dalam Seminar Nasional IKAXA 2023, di Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Luhut menyampaikan, Indonesia memiliki sumber daya alam untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik di tanah air sebagai bahan baku. Ambil contoh nikel bahkan hingga lithium.

Luhut menyampaikan, pengembangan EV di tanah air memang masih banyak kekurangan. Namun pemerintah terus melakukan perbaikan.

Yang jelas, kata Menko Luhut, Indonesia merupakan pasar otomotif terbesar di ASEAN, sehingga pengembangan EV menjadi hal yang sangat penting. Maklum, jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang mencapai hingga 282 juta di tahun 2023.

"Jadi pasar kita besar sekali, sepeda motor juga. Jadi kalau kita kurang, pasti kurang lah. Mana ada yang sempurna, kalau mau sempurna ke Surga saja. Kalau di dunia masih banyak kurangnya kita perbaiki," ungkap Menko Luhut.

Menko Luhut menyampaikan, dampak industri otomotif sangat penting. Ia mencatat nilai ekspor otomotif Indonesia mencapai US$ 5 miliar lebih. Maka dari itu, ekspor otomotif ini menjadi peluang untuk Indonesia mengembangkan kendaraan EV.

"PDB kita pengaruhnya 4%, sangat besar sekali, juga 1,5 juta pekerja. Jadi ini menurut saya kita gak boleh terlambat kalau ada yang kurang kita perbaiki ramai-ramai, kayak LRT pintunya ini memang awal-awal saya bilang pak kita bikin dalam negeri ada yg bilang kurang bagus, orang mau bagus kan harus mulai dulu," ungkap Luhut.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dibalik Geramnya Luhut ke Singapura, Industri Ini yang Untung

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular