Belasan Perusahaan Antre Gantikan Rusia di Proyek Migas RI

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
13 September 2023 17:20
Medco e&p natuna temukan cadangan gas di perairan natuna. (SKK Migas)
Foto: Medco e&p natuna temukan cadangan gas di perairan natuna. (SKK Migas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan terdapat belasan perusahaan yang saat ini tertarik untuk melihat data room di Blok Tuna. Ini menyusul hengkangnya perusahaan migas Rusia yakni Zarubezhneft dari blok tersebut karena terimbas sanksi Uni Eropa (UE).

Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf mengatakan proses pembukaan data room di Blok Tuna saat ini masih berlangsung. Dari hal itu, diketahui belasan perusahaan mulai tertarik untuk menggantikan Zarubezhneft.

"Sudah belasan lah yang saya tahu, nanti kan tentunya diproses sama Harbour, mengajukan proposal dilihat proposal mana yang paling cocok dengan operator tentunya kemudian dengan nilainya nanti ada approval dari kita untuk new partner," ujar dia usai Press Conference International Convention of Indonesia Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023, Rabu (13/9/2023).

Nanang pun berharap dengan adanya mitra baru ini dapat membuat pengerjaan proyek di Blok Tuna berjalan kembali. Mengingat, pihaknya juga telah menyetujui rencana pengembangan alias Plan of Development (POD) Blok Tuna pada tahun lalu.

"Kita gak ingin istilahnya mangkrak gitu ya. Kalau ini sudah berebutan, karena tertarik PoDnya sudah ada. kumpulin uangnya, eksekusi, monetisasi, kan kembali," kata dia.

Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan saat ini proses pembukaan data room untuk proses pelepasan hak partisipasi Zarubezhneft di Blok Tuna tengah berlangsung. Namun sudah terdapat potensial perusahaan yang tertarik masuk menggantikan.

"Blok Tuna sekarang sedang data room untuk divestasinya Zarubezhneft Rusia ya. Saya kira Petronas tertarik, Mubadala tertarik, ya kita lihat, marketnya udah bagus, environment-nya juga bagus," kata Dwi saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (4/9/2023).

Sebagaimana diketahui, Blok Tuna sendiri dioperatori oleh perusahaan asal Inggris Harbour Energy melalui Premier Oil Tuna B.V. Sementara Zarubezhneft sendiri merupakan perusahaan migas milik pemerintah Rusia yang memegang hak partisipasi sebesar 50% di Blok Tuna melalui anak usahanya, ZN Asia Ltd.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Bakal Hengkang di Proyek Raksasa RI, Ini Biang Keroknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular