Jokowi Beri Kode Impor Beras Lagi, Demi Pilpres-Lebaran 2024?

Damiana, CNBC Indonesia
Selasa, 12/09/2023 19:40 WIB
Foto: Presiden Joko Widodo meninjau langsung bantuan pangan cadangan beras pemerintah di Gudang Bulog DKI Jakarta-Banten yang berlokasi di Kelapa Gading, Senin (11/9/23). (Dok. Humas BUMN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sinyal akan memerintahkan kembali impor beras. Hal itu terungkap saat Jokowi melakukan tinjauan dan pemberian bantuan sosial di gudang Perum Bulog di Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9/2023).

Kepada wartawan Jokowi mengungkapkan, telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah pemimpin negara tetangga terkait rencana impor beras. Bukan untuk tahun ini, tapi tahun depan.

Terkait wacana impor ini, Presiden mengaku sudah berbicara dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, Presiden Banglades Mohammad Shahabuddin, Perdana Menteri India Narendra Modi, hingga Perdana Menteri China Li Qiang.


Lalu apakah sinyal impor itu karena adanya Pemilu dan Lebaran tahun 2024? Dan, apakah Jokowi sudah menetapkan besaran rencana impor beras tahun 2024 nanti?

Saat dihubungi untuk konfirmasi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi enggan mengungkapkan lebih rinci.

"Kita lihat hitungan panden gadu ini ya. Saat ini kita kejar dulu yang belum selesai, yang 400 ribu ton masuk dulu, sampai November," kata Arief kepada CNBC Indonesia, Selasa (12/9/2023).

Importasi sebanyak 400 ribu ton tersebut adalah bagian akhir dari kuota impor 2 juta ton beras yang ditugaskan pemerintah kepada Perum Bulog untuk tahun 2023.

Di saat bersamaan, lanjutnya, akan dilakukan penghitungan prognosa neraca beras di dalam negeri. Sebelum pemerintah memutuskan volume dan jadwal impor beras tahun 2024.

"Jangan sampai nanti merugikan petani," kata Arief.

Di sisi lain, Arief mengungkapkan, pemerintah memprediksi produksi gabah/ beras nasional bakal turun 5% akibat El Nino.

Seperti diketahui, Indonesia saat ini mengalami fenomena iklim El Nino, yang memicu terjadinya anomali kenaikan suhu permukaan. Yang menyebabkan musim kemarau tahun ini lebih kering dan panas dari biasanya.

Meski begitu, Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan, risiko kekeringan lahan padi efek fenomena El Nino pada bulan Juli-September 2023 mayoritas dalam kategori rendah.

"Prediksi kekeringan kategori sedang secara nasional pada bulan Juli ada 253.559 hektare (ha) atau 3,35% terhadap total risiko kekeringan. Bulan Agustus ada 268.123 ha, atau 3,41% terhadap total risiko kekeringan. Dan, pada bulan September ada 96.128 ha, atau 1,27% terhadap risiko kekeringan," kata Koordinator Pemasaran dan Investasi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP) Kementan Indah Sulistyo Rini saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023, Senin (11/9/2023).

Arief menambahkan, El Nino di tahun ini menjadi fenomena global yang memengaruhi produksi pangan.

"Namun sesuai arahan Bapak Presiden untuk memastikan stok pangan nasional bagi masyarakat dapat senantiasa aman dan cukup, Bapanas dan Bulog akan berkomitmen siapkan stok hingga tahun mendatang, sampai Februari dan April 2024 mendatang. Karena Februari ada Pemilu dan April ada Idulfitri," terangnya.

Foto: Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dan Dirut Perum Bulog mendampingi Presiden Jokowi saat penyaluran bansos beras di Cilegon, Selasa (12/9/2023). (Doik. Humas Bapanas)
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dan Dirut Perum Bulog mendampingi Presiden Jokowi saat penyaluran bansos beras di Cilegon, Selasa (12/9/2023). (Doik. Humas Bapanas)

Di sisi lain, dia mengimbau agar tidak khawatir karena stok beras di dalam negeri tersedia, aman, dan cukup. Namun, dia meminta agar warga RI bijak berbelanja.

"Ini dapat menjadi kontribusi bersama dalam menjaga ketahanan pangan. Dengan berbelanja sesuai kebutuhan, akan menjaga tren demand dan harga tidak akan bergejolak di pasar," katanya.

Saat ini, ujar Arief, Bulog telah mengamankan stok beras sebanyak 1,6 juta ton. Yang akan digunakan untuk penyaluran bantuan pangan berupa beras 10 kg kepada 21,353 juta keluarga penerima manfaat selama 3 bulan, September-November 2023. Juga untuk langkah intervensi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

"Sampai saat ini, total penyaluran baik untuk bantuan pangan maupun untuk SPHP mencapai 1,45 juta ton," katanya.

"Tadi saya mendampingi Pak Presiden juga ke Cilegon untuk Bantuan Pangan Beras dan kunjungan Pasar. Kita nggak berhenti," kata Arief.

Dengan begitu, imbuh dia, laju kenaikan harga beras yang dalam sebulan terakhir ugal-ugalan, bisa dikendalikan dan ditahan.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Stok Beras 4 Juta Ton, Mentan Klaim RI Capai Kedaulatan Pangan