Demi Tumpuk Stok Beras, Bulog Pelototi 5 Wilayah RI Ini

Damiana, CNBC Indonesia
11 September 2023 19:20
Presiden Joko Widodo melakukan tinjauan ke gudang Perum Bulog di Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9/2023). (Dok. Istimewa)
Foto: Presiden Joko Widodo melakukan tinjauan ke gudang Perum Bulog di Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9/2023). (Dok. Istimewa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Bulog optimistis masih akan mampu melakukan penyerapan beras dari produksi di dalam negeri. Meski, saat ini mulai terjadi penurunan hasil panen.

Di sisi lain, Bulog memprediksi ada potensi surplus sebanyak 0,24 juta ton GKG jika mengacu estimasi produksi GKG bulan September 2023. Namun, diprediksi bakal defisit 0,21 juta ton GKG di bulan Oktober 2023.

"Produksi di dalam negeri mulai turun, tapi masih ada potensi yang cukup besar di beberapa daerah yang bisa diserap untuk memperkuat cadangan beras pemerintah," kata Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Epi Sulandari saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023, Senin (11/9/2023).

Mengutip paparan yang dipresentasikan saat rapat tersebut, produksi gabah kering giling (GKG) sepanjang Januari-Agustus 2023 diprediksi mencapai 40,22 juta ton. Turun dibandingkan periode sebelumnya tahun 2022 yang mencapai 41,09 juta ton.

Bulog, lanjutnya, akan fokus menyerap dari wilayah-wilayah yang masih berproduksi, meski ada El Nino.

Mengacu data BPS, Bulog mencatat ada 5 provinsi yang masih memproduksi gabah di bulan Agustus-September 2023.

Berikut rinciannya:

- Agustus

Jawa Tengah 755.471 ton GKG
Jawa Timur 711.355 ton GKG
Jawa Barat 662.962 ton GKG
Sulawesi Selatan 564.540 ton GKG
Sumatra Selatan 266.629 ton GKG

- September

Sulawesi Selatan 828.156 ton GKG
Jawa Barat 741.651 ton GKG
Jawa Timur 502.087 ton GKG
Lampung 393.240 ton GKG
Jawa Tengah 358.313 ton GKG.

Epi menjabarkan, stok beras di gudang Bulog pada akhir tahun 2023 akan mencapai 1,254 juta ton.

Dengan estimasi pengadaan dari dalam negeri mencapai 114.149 ton dan impor 453 ribu ton pada periode 1 September-31 Desember 2023. Serta, total penyaluran sebanyak 835.790 ton, untuk bantuan pangan beras 10 kg, SPHP, bencana alam, dan bantuan pemerintah lainnya.

"Stok akhir tahun kami estimasikan 1,254 juta ton, sesuai dengan penugasan bahwa kami diminta jaga stok akhir minimal 1,2 juta ton," kata Epi.

Berikut perkembangan pengadaan beras Bulog dari dalam negeri dan impor tahun 2023:

- pengadaan dalam negeri (target 2,1 juta ton)

semester I : 692.571 ton
semester II: 123.903 ton (sampai September 2023).

- impor (penugasan 2 juta ton)

1) realisasi bongkar:

tahap I: 502.798 ton
tahap II: 298.387 ton
tahap III: 138.054 ton

2) sedang bongkar:

tahap III: 55.352 ton

3) rencana kedatangan:

dalam perjalanan: 31.140 ton (tahap III)
proses muat: 13.700 ton (tahap III)
12.300 ton (tahap IV)

proses packing: 27.650 ton (tahap III)
87.200 ton (tahap IV)

"Impor tahap I dan II sudah selesai dengan total realisasi sebesar 801.185 ton," kata Epi.

"Kita sudah sampai kontrak tahap IV. Kami tidak bisa melakukan kontrak besar karena terkait dengan posisi harga dan kemampuan atau kemauan mereka menjual ke Indonesia," ujarnya.

Paparan Perum Bulog saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023, Senin {11/9/2023). (Tangkapan Laya Youtube Kemendagri RI)Foto: Paparan Perum Bulog saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023, Senin {11/9/2023). (Tangkapan Laya Youtube Kemendagri RI)
Paparan Perum Bulog saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023, Senin {11/9/2023). (Tangkapan Laya Youtube Kemendagri RI)

Kondisi Pasar Global

Sementara itu, Epi menjabarkan, saat ini kondisi pasar beras global juga masih dibayangi efek kebijakan negara-negara di dunia yang fokus menjaga keamanan pasokan di dalam negeri masing-masing. Seperti yang dilakukan oleh India.

Di mana, pada 20 Juli 2023 lalu, India melarang ekspor beras non-basmati. Padahal, India berperan lebih dari 40% terhadap ekspor beras dunia. Kebijakan India itu menyusul adanya kerusakan lahan akibat banjir serta kenaikan harga beras di ritel India, yaitu sekitar 3% secara bulanan dan 11,5% secara tahunan.

Epi mengutip Departemen Pertanian AS (USDA) yang pada bulan Agustus 2023 merilis prediksi terbaru produksi dan stok beras dunia tahun 2023.

Di mana, produksi diprediksi mencapai 520.941 juta ton, konsumsi 522.952 juta ton. Dengan estimasi stok akhir tahun 2022 173.787 juta ton, diprediksi stok akhir tahun 2023 sebanyak 171.776 juta ton.

"Dibandingkan proyeksi USDA bulan sebelumnya ada sedikit kenaikan. Tapi dibandingkan tahun kemarin, stok tahun ini masih lebih rendah. Ini yang menyebabkan banyak negara-negara yang masih menjaga ketahanan stok di dalam negerinya," kata Epi.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Bulog Jelaskan Kenapa RI Butuh 2 Juta Ton Beras Impor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular