Bos Bulog Jelaskan Kenapa RI Butuh 2 Juta Ton Beras Impor

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
21 December 2023 16:25
Sejumlah pekerja melakukan bongkar muat beras beras impor asal Vietnam tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/1/2023).  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana mengimpor lagi 2 juta ton beras, yang dialokasikan untuk penugasan tahun 2024 kepada Perum Bulog. Di saat bersamaan, Bulog akan mulai merealisasikan pemasukan beras impor sebanyak 500.000 ton dari Thailand, Vietnam, Pakistan, dan sebagian Myanmar. Dengan begitu, impor beras tahun 2024 kemungkinan akan mencapai 2,5 juta ton. 

Sebelumnya pemerintah telah menugaskan Bulog mengimpor sebanyak 2 juta ton beras di tahun 2023. Yang kemudian ditambah sebanyak 1,5 juta ton.

Di mana proses kontrak untuk 1 juta ton diantaranya telah dirampungkan tahun ini. Untuk memenuhi kebutuhan impor tambahan ini, Bulog menjajaki peluang ke berbagai negara, termasuk India, Thailand, juga China. Penjajakan dilakukan dalam mekanisme antar bisnis (business to business/ B to B) maupun antar pemerintah (government to government).

Hal itu disampaikan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi saat Ngobrol Bareng Bulog 'Melewati 2023, Menghadapi 2024' di Jakarta, Kamis (21/12/2023).

Bayu pun menjelaskan alasan RI harus mengimpor beras 2 juta ton di tahun 2024 nanti.

"Untuk 2024, alokasi impor 2 juta ton. Kami baru rasan-rasan dengan Thailand itu secara B to B, gambaran awalnya jumlahnya kurang lebih 700.000 sampai 1 juta ton. Belum MoU. Nah, setelah kami B to B, ternyata pemerintah juga melakukan pembicaraan secara G to G," katanya.

"Kita sekarang mencari dari semua mana yang paling sesuai dengan ketentuan berlaku di Indonesia. Enaknya, Bulog karena BUMN bisa melakukan penjajakan melalui 2 jalur, B to B dan G to G.," tambahnya.

Bayu mengakui, saat ini terjadi tren penurunan produksi pangan, termasuk beras. Salah satunya juga akibat El Nino. 

"Tahun 2023 ini angka produksi kemungkinan turun antara 750.000 sampai 1,3 juta ton. Jadi kalau kita lihat dari situ, katakanlah tahun 2024 itu normal, maka untuk mengembalikan ke posisi semula, untuk cover bantuan pangan dan SPHP tahun 2024, kurang lebih kita hanya butuh impor segitu. Karena masa produksi dalam negeri nggak dihitung," ujar Bayu. 

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dan Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto saat Ngobrol Bareng Bulog, Kamis (21/12/2023),. (CNBC Indonesia/Romys Binekasri)Foto: Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dan Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto saat Ngobrol Bareng Bulog, Kamis (21/12/2023),. (CNBC Indonesia/Romys Binekasri)
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dan Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto saat Ngobrol Bareng Bulog, Kamis (21/12/2023),. (CNBC Indonesia/Romys Binekasri)

Posisi Stok Bulog

Sementara itu, Bayu menjabarkan posisi stok cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini. 

"Untuk stok CBP yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 1,26 juta ton. Lalu masih ada stok beras yang masih dalam perjalanan menuju gudang-gudang Bulog sebanyak 494 ribu ton serta juga masih ada sisa kuota tambahan penugasan pengadaan sebanyak 500 ribu ton. Jadi untuk stok beras ini jumlahnya sangat kuat untuk program stabilitas harga menghadapi tahun 2024," kata Bayu.

"Dengan stok komoditas pangan yang dikuasai Bulog saat ini kemudian masih ada stok dalam perjalanan dan tambahan baru penugasan pengadaan stok dari pemerintah maka jumlahnya akan makin kuat untuk kebutuhan penyaluran sampai tahun depan guna mempertahankan stabilitas harga pangan di masyarakat," pungkasnya. 


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demi Tumpuk Stok Beras, Bulog Pelototi 5 Wilayah RI Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular