Cuma Retorika! Jokowi Tagih Janji Rp300 T ke 3 Pimpinan Dunia

pgr, CNBC Indonesia
11 September 2023 12:10
Presiden Joko Widodo duduk bersama Presiden AS Joe Biden dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 di India. (Instagram @Jokowi)
Foto: Presiden Joko Widodo duduk bersama Presiden AS Joe Biden dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 di India. (Instagram @Jokowi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa komitmen negara maju untuk mendukung transisi energi bagi negara berkembang masih sebatas retorika. Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi dalam KTT G20 di India, pada Sabtu (9/9/2023).

Kepastian pendanaan dari negara-negara maju sejatinya dibutuhkan di tengah kondisi bumi yang memanas akibat perubahan iklim global. Sama halnya yang dikatakan Presiden Jokowi, ia bilang, bumi dalam kondisi yang sakit.

Tercatat, pada bulan Juli lalu, suhu dunia mencapai titik tertinggi dan diprediksi akan terus naik dalam lima tahun ke depan. "Ini akan sulit ditahan, kecuali dunia mengadangnya secara masif dan radikal," tegas Presiden Jokowi.

Oleh karena itu, percepatan transisi ekonomi rendah karbon menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan.

"Sayangnya, kata Presiden Jokowi, komitmen pendanaan negara maju, masih sebatas retorika dan di atas kertas, baik itu pendanaan climate US$ 100 miliar per tahun, maupun fasilitas pendanaan loss dan damage. Tahun lalu di Bali, Indonesia telah menginisiasi G20 Bali Global Blended Finance Alliance," ungkap Presiden Jokowi.

Indonesia sendiri, kata Presiden Jokowi, telah melakukan sejumlah aksi nyata untuk melindungi bumi antara lain melalui upaya menekan deforestasi hingga restorasi mangrove.

Tagih janji dana JETP Rp300 triliun ke 3 pimpinan Negara

Di sela kegiatan KTT G20 India itu, Presiden Jokowi berkesempatan melakukan serangkaian pertemuan bilateral ke beberapa negara. Khususnya bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte, Presiden Republik Prancis Emmanuel Macron dan juga PM Italia Giorgia Meloni.

Pertemuan bilateral itu membahas beragam hal, tak terkecuali mengenai kesepakatan dana transisi energi yang sudah dibuat pada KTT G20 di Indonesia beberapa waktu lalu. Dana transisi energi melalui Just Energy Transition Program (JETP) yang diketahui senilai US$ 20 miliar atau setara Rp 300-an triliun.

Bertemu PM Belanda Mark Rutte

Presiden Jokowi menyebut bahwa ASEAN telah menyepakati Belanda menjadi mitra pembangunan ASEAN yang diharapkan dapat lebih meningkatkan kerja sama ASEAN dengan Belanda. "Walaupun prosesnya tidak mudah, namun akhirnya dapat disepakati. Saya berharap, ini akan lebih majukan kerja sama ASEAN dengan Belanda," ucap Presiden.

Kemudian, dalam bidang ekonomi, Presiden Jokowi berharap kepada PM Rutte agar Belanda dapat memberi dukungan kepada Indonesia untuk mengembangkan teknologi rendah karbon hingga mendorong penghapusan EU Deforestation Regulation.

"Saya juga berharap, Belanda dapat dukung pengembangan teknologi rendah karbon dan konversi PLTU ke energi terbarukan sebagai tindak lanjut kerja sama JETP serta mendorong penghapusan EU Deforestation Regulation agar tidak diskriminasi komoditas utama Indonesia," ungkapnya.

Selain itu, Presiden Jokowi juga turut menyambut baik investasi Belanda untuk membangun Center of Excellence di Kota Surakarta hingga rencana penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi dalam bidang energi baru terbarukan dan iklim.

"Saya menyambut baik investasi Belanda untuk pembangunan Center of Excellence di Solo dan rencana penyelenggaraan Renewable Energy and Climate Summit," ucapnya.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi meminta dukungan PM Rutte terhadap proses pendaftaran Indonesia sebagai anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Presiden menyebut saat ini Indonesia telah melakukan sejumlah reformasi ekonomi yang sejalan dengan persyaratan OECD. "Indonesia telah ajukan aplikasi keanggotaan OECD dan telah lakukan berbagai reformasi ekonomi sejalan dengan persyaratan OECD," ucapnya.

Bertemu Presiden Perancis, Macron

Presiden Jokowi mengapresiasi investasi Prancis pada sektor strategis di Indonesia. "(Terkait) investasi di sektor strategis saya menghargai Dubes Prancis untuk Indonesia telah bawa calon investor Prancis ke IKN dan menghasilkan 4 LoI (Letter of Intent) untuk dukung pembangunan IKN," ucapnya dalam pertemuan.

Presiden berharap, kesepakatan antar kedua negara tersebut dapat segera terwujud dalam waktu dekat. "Saya harap kesepakatan ini dapat segera direalisasikan," harap Presiden.

Dalam hal transisi energi, Kepala Negara berharap agar Prancis dapat merealisasikan komitmen untuk proyek transisi energi, termasuk di dalamnya melalui skema JETP. "Terkait transisi energi, saya harap Prancis juga dapat merealisasikan komitmen untuk proyek transisi energi, termasuk melalui skema JETP," ungkapnya.

Selain membahas investasi, Presiden Jokowi juga meminta dukungan kepada Prancis terhadap proses keanggotaan Indonesia menjadi bagian dari OECD. Presiden mengungkapkan hal tersebut merupakan langkah Indonesia untuk menjadi negara maju. "Kami telah lakukan berbagai reformasi ekonomi sejalan dengan persyaratan keanggotaan OECD," tuturnya.

Presiden Jokowi juga turut menyampaikan apresiasi kepada Prancis yang telah memperlihatkan fleksibilitas posisi atas tindak pelecehan simbol agama dan kitab suci dalam konsep deklarasi G20. "Ini isu yang sangat penting bagi Indonesia, tindak pelecehan tersebut sangat melukai hati umat muslim dan tidak dapat dibenarkan," tegas Presiden.

Bertemu PM Italia, Giorgia Meloni

Presiden Jokowi juga mengadakan pertemuan bilateran dengan PM Italia Giorgia Meloni membahas sejumlah kerja sama dan investasi. Dalam bidang investasi, Presiden Jokowi menyambut baik peningkatan investasi oleh Italia ke Indonesia. "Saya sambut baik peningkatan investasi Italia dan peresmian pabrik Piaggio tahun lalu," ujar Presiden Jokowi.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas komitmen Italia dalam skema JETP. Presiden berharap komitmen tersebut dapat segera diwujudkan dalam waktu dekat.

"Saya harap komitmen segera diimplementasikan karena dukungan mobilisasi pendanaan adalah elemen penting transisi energi," kata Presiden Jokowi.

Selain itu, Kepala Negara mengundang Italia untuk terlibat dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dan infrastruktur hijau. "Saya juga undang Italia untuk kembangkan ekosistem EV, infrastruktur hijau dan pembangunan Ibu Kota Nusantara," ajaknya.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 20 menit tersebut, Presiden Jokowi juga meminta dukungan PM Meloni atas keanggotaan Indonesia di OECD.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Bakal Evaluasi Insentif Motor Listrik, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular