
Ada Hilirisasi, Investasi Sulawesi-Maluku Balap Jawa!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut investasi di luar Pulau Jawa kini telah lebih besar dibandingkan di Pulau Jawa, yakni telah berkontribusi 58% dari total investasi di Indonesia.
Besarnya investasi di luar Pulau Jawa tersebut menurutnya tak lain karena dipicu adanya program hilirisasi tambang, khususnya komoditas nikel. Dia menyebut, lonjakan investasi utamanya terjadi di Morowali, Sulawesi Tengah, dan Halmahera, Maluku Utara.
"Karena hilirisasi ini sekarang investasi di luar Pulau Jawa menyumbang 58% dan di dalam Pulau Jawa 42%. Sebelumnya, kita tidak punya industri di Morowali dan Halmahera. Sekarang lihat. Jadi, ini lah dampak dari hilirisasi pada pertumbuhan ekonomi regional," tuturnya dalam acara Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Jakarta, Kamis (07/09/2023).
"Itu pun baru dari hilirisasi nikel, kita belum bicara lainnya," imbuhnya.
Begitu juga secara nasional, menurutnya hilirisasi juga berdampak pada perekonomian nasional. Nilai ekspor nikel kini sudah mencapai US$ 34 miliar, jauh meningkat dibandingkan beberapa tahun lalu ketika Indonesia hanya mengekspor mineral mentah, nilai ekspor hanya mencapai US$ 2-3 miliar.
"Jadi, kami tidak hanya ingin membangun satu industri, tapi ekosistem, dari bahan mentah, pabrik pengolahan (refinery), pembangkit listrik tenaga air, dan lainnya. Jadi, ekosistem ini yang membangun ekonomi kita di masa depan," ungkapnya.
Pentingnya peran hilirisasi bagi perekonomian negara ini, maka menurutnya isu ini tidak bisa diselesaikan hanya oleh kepemimpinan satu periode presiden. Menurutnya, Presiden RI selanjutnya bisa melanjutkan hilirisasi pada komoditas lainnya, seperti bauksit, tembaga, timah, rumput laut, dan lainnya.
"Banyak hilirisasi komoditas lainnya yang harus disentuh dan tidak akan tuntas hanya satu periode presiden. Mungkin 203 presiden berikutnya bisa menyentuh pada hilirisasi bauksit, tembaga, timah, rumput laut, gas, sebut saja. Anda tahu, banyak peluang investasi di negara ini untuk bisa diimplementasikan," paparnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut: RI Negara No.2 Optimisme Ekonomi Tinggi, Lampaui AS!
