Suntik Mati PLTU Batu Bara, Luhut Prediksi RI Butuh Rp1.500 T

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
07 September 2023 09:45
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Republik Rakyat China, Li Qiang dalam acara Indonesia - China Business Community Reception di Shangri La, Jakarta, Selasa (05/09/2023).
Foto: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan bahwa Indonesia membutuhkan dana senilai US$ 100 miliar atau Rp 1.500 triliun (kurs Rp15.000 per US$) untuk menyuntik mati Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.

Luhut mengatakan bahwa sejatinya Indonesia mengandalkan dana dari ust Energy Transition Partnership (JETP) yang senilai US$ 20 miliar atau setara Rp300 triliun. Namun, dana tersebut dirasa kurang untuk mempensiunkan dini PLTU batu bara.

"Jadi kami mengandalkan mereka (JETP), tapi kami akan mencoba sekarang juga mencari donor lain dan juga anda tahu, rencana untuk mendukung hal ini karena besarnya kesenjangan ini. Jika Anda melihat kembali hasil G-20, dan dana US$20 miliar dolar. Tapi kenyataannya, menurut saya bisa mencapai US$100 miliar," ungkap Luhut, di Hotel Fairmont, Jakarta, dikutip Kamis (7/9/2023)

Adapun, kata Luhut, untuk dana US$ 20 miliar dari JETP hingga saat ini belum ada kemajuan. Padahal untuk mencapai US$ 100 miliar, masih diperlukan adanya tambahan US$ 80 miliar.

Yang terang, kata Luhut, pemerintah sangat berkomitmen untuk mempensiunkan PLTU batu bara, sehingga dana tersebut akan diusahakan.

"Jadi ya, bukan hal yang mudah. Namun sekali lagi, pemerintah sangat berkomitmen untuk melakukan hal ini. Karena pendanaan yang harus kita siapkan agar kalian tahu, untuk mengatasi seluruh masalah tapi pensiun dini jika terjadi kebakaran di Asia dan juga oleh pemerintah juga seperti PLN mereka juga sudah mempersiapkan seperti 2.5 giga atau satu energi terbarukan setiap tahun," ungkap Luhut.

Wakil Presiden (Wapres) Amerika Serikat (AS), Kamala Harris melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta Convention Center, pada Rabu (6/9/2023).

Pertemuan bilateral ini dilakukan sebelum dimulainya KTT ASEAN - Amerika Serikat, dalam rangkaian kegiatan KTT ke 43 ASEAN, di Jakarta Convention Center.

Dalam pidatonya, Kamala menyinggung kerja sama AS dengan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), termasuk Indonesia. "Banyak pekerjaan yang sedang dilakukan antara negara-negara kita seiring dengan keinginan kita yang sama untuk terus memperkuat hubungan kita," kata Kamala dalam pidatonya.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi merupakan prioritas bersama. Untuk itu pada tahun lalu, ia menyinggung telah meluncurkan pendanaan untuk program transisi energi melalui JETP.

"Tahun lalu kami meluncurkan Just Energy Transition Partnership dalam sebuah inisiatif infrastruktur senilai US$ 20 miliar (Rp 300-an triliun) yang akan mengurangi emisi global, mempercepat transisi ke energi ramah lingkungan dan mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Kamala.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Luhut Jadi 'Salesman' di China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular