
Luhut Ungkap Sederet Proyek Investasi Pertamina di Afrika

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordintor Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan buka suara mengenai kunjungan Indonesia ke negara-negara Afrika bersama dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 20 Agustus 2023 kemarin.
Sejatinya, kunjungan ini menjadi yang pertama kalinya untuk Presiden Jokowi selama menjabat menjadi Presiden sejak tahun 2014. Yang jelas, kunjungan ke negara-negara Afrika ini, kata Luhut membuka satu langkah strategis bagi perekonomian dan geopolitik Indonesia.
"Ada satu momen yang paling berkesan saya alami yaitu saat kunjungan ke Afrika Selatan. Mereka meminta bantuan kepada Indonesia terkait pasokan listrik di sana yang sangat minim jumlahnya, sampai-sampai lampu kota di Johannesburg sering nyala-padam," ungkap Luhut dalam akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan, dikutip Rabu (6/9/2023).
Luhut mengisahkan, padahal Afrika Selatan memiliki 'harta karun' berupa stranded gas yang berpotensi menghasilkan listrik sampai 100 Mega Watt. Mendengar hal itu, kata Luhut, pemerintah berinisiatif membuat kesepakatan antara Pertamina dan pihak Afrika Selatan untuk bekerja sama.
"Selain itu, beberapa kesepakatan kerja sama di bidang energi, sumber daya mineral, bahan pangan, bahkan pharmaceutical juga berhasil kami eksplorasi lebih jauh dengan Kenya, Zimbabwe, dan Tanzania," ungkap Luhut.
Dengan begitu, kata Luhut, dahulu Presiden Soekarno membakar semangat bangsa-bangsa Asia dan Afrika dalam KAA tahun 1955 untuk lepas dari cengkeraman kolonialisme, maka kerja sama dengan beberapa negara Afrika ini adalah upaya untuk terus menghidupkan nyala api "Spirit Bandung".
"Dengan bersatu memperjuangkan hak untuk mengolah kekayaan alam kita secara berdikari, dan saling berbagi pengalaman antar negara berkembang bagaimana mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, untuk masa dunia yang lebih setara dan berkeadilan," tandas Luhut.
Sebelumnya, Pertamina NRE menyatakan minatnya untuk berinvestasi dalam penyediaan tenaga listrik berbasis gas maupun energi terbarukan di Afrika. Hal ini disampaikan CEO Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) Dannif Danusaputro dalam kunjungannya ke Afrika Selatan pada Jumat (25/8/2023).
Pertamina menjadi salah satu BUMN yang masuk di dalam rangkaian kunjungan Presiden Republik Indonesia ke Afrika, antara lain ke Kenya, Tanzania, Mozambik, dan Afrika Selatan, pada 20 Agustus 2023. Dalam kunjungan tersebut, terdapat beberapa potensi bisnis yang ditangkap oleh Pertamina NRE sebagai anak usaha Pertamina yang fokus di energi bersih, antara lain pembangkitan listrik berbasis gas dan energi terbarukan.
"Kami berharap dapat melakukan kerja sama investasi dengan partner lokal. Di sisi hilir, Pertamina NRE memiliki potensi untuk bisa memanfaatkan gas alam yang diproduksi untuk pembangkit listrik. Dari hasil diskusi kami mengidentifikasi bahwa saat ini di Afrika ada potensi permintaan listrik yang masih cukup tinggi. Begitu juga untuk energi terbarukan terutama energi surya, khusus untuk Afrika Selatan sudah memiliki regulasi yang cukup mendukung," ungkap Dannif.
Dannif menambahkan bahwa ada beberapa negara di Afrika yang menjadi target Pertamina NRE. Khusus untuk Afrika Selatan potensi tenaga surya mencapai 100 MW. Sebelumnya, Pertamina telah menandatangani nota kesepahaman dengan GUMA, perusahaan lokal yang fokus di investasi dan peningkatan infrastruktur di Afrika, untuk wilayah kerja sama Kenya, Afrika Selatan dan Republik Demokratik Kongo. Komitmen itu terkait kerja sama pengembangan dan optimalisasi pipa gas, pengembangan pembangkit listrik tenaga gas, serta pengembangan fasilitas ekspor listrik ke Afrika Selatan yang akan melibatkan Pertamina NRE.
Vice President Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina membawa beberapa subholding untuk mendalami potensi kerja sama di Afrika. Kerja sama - kerja sama tersebut diharapkan makin memperkuat ketahanan energi nasional, sekaligus mewujudkan peran perusahaan sebagai perusahaan energi global.
"Kami terbuka pada semua peluang kerja sama bisnis yang memiliki dampak positif bagi Pertamina dan bagi negara," jelas Fadjar.
Selain PLTGU dan PLTS, Afrika juga memiliki sumber tenaga panas bumi yang berpotensi menjadi salah satu tujuan investasi Pertamina NRE. Pada Selasa (22/8) anak usaha Pertamina NRE, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE), menandatangani nota kesepahaman dengan Africa Geothermal International No 1 Limited (AGIL No 1) untuk pengembangan panas bumi pada konsesi Longonot di Kenya. AGIL merupakan Perusahaan di Kenya yang bergerak di bidang pengembangan panas bumi.
Pertamina NRE terus mencari peluang kerja sama strategis dalam pengembangan energi baru dan terbarukan. Inisiatif ini sejalan dengan komitmennya dalam mendukung percepatan transisi energi. Pertamina NRE juga terus berupaya menjalankan bisnis yang bertanggung jawab melalui pelaksanaan aspek environmental, social, and governance (ESG).
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG's). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Setuju Pertalite Diganti Pertamax Green 92, Tapi..
